Lihat ke Halaman Asli

Jumari (Djoem)

Obah mamah

Sragen Gagal Penan

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1310342160496914662

[caption id="attachment_121874" align="alignleft" width="151" caption="Padi Jenis Cehirang"][/caption] Hampir 95% petani di Sragen mengalami gagal panen. Kegagalan ini diperkirakan karena pemberian bibit padi oleh pihak pemerintah setempat. Benih ini bernama "CEHIRANG", secara signifikan saya kurang memahami bentuknya dan kelebihannya karena belum melihat langsung. Bibit hasil perkawinan silang model IR18349-53-1-3-1-3/ IR19661-131-3-1// IR19661-131-3-1-///IR64/////IR64 yang dikeluarkan oleh Badan Litbang Pertanian pada tahun 2000 ini katanya sangat cocok ditanam di dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan.

Diperkirakan bahwa bibit padi tersebut tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3. Selain itu juga tahan terhadap Bakteri Hawar Daun (HDB) strain III dan IV. Padi yang diperkirakan menghasilkan nasi pulen ini saat panen raya di kabupaten Sragen mengalami kegagalan total. Untung tidak semua petani menanam bibit tersebut, sehingga 5 % dari petani masih bisa panen. Wah kasihan banget mereka yah, bayangkan saja dari luas lahan sawah sekitar 40.037,93 Ha, hanya berapa hektar yang bisa panen. Keahlian para petani memang sangat diharapkan, selain hanya bertengger pada pemerintah daerah setempat. Informasi ini saya dapatkan dari teman saya yang bekerja sebagai petani di daerah Sragen.

Bibit padi tersebut kebanyakan di serang hama wereng coklat, ntah ga tahu tipe berapa. Mungkin hama ini sudah

[caption id="attachment_121875" align="alignright" width="275" caption="Petani dan Hama Tikus"]

13103421741849903139

[/caption] berkembang menjadi multi tipe kali ya. Selain itu para petani juga dibikin kesal oleh hama tikus. Sementara pamarintah bersibuk ria mengimpor beras, dan di jual mahal, di sisi lain petani gagal panen. Ntah 2 tahun ke depan, jika para petani merugi terus, tidak menutup kemungkinan mereka menjual lahan mereka, dan para-para jutawan bisa saja membelinya dan membangun aneka ragam industri. Padahal Vietnam yang luas lahannya lebih kecil dari Indonesia bisa mengekspor beras. IRONIS sekali, kita seharusnya termasuk negara pemasok pangan tetapi sekarang menjadi negara pengimpor beras dari negara kecil seperti Vietnam.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline