Darah ini bergejolak seakan mendidih. Melihatmu nampak terpuruk di sana.
Di antara bebatuan nan kemilau.
Jantung ini berdetak kencang. Saat melihatmu seakana kelabu akan desiran debu. Yang semakin hari semakin jelas menyelimutimu.
Jiwa ini meradang ganas. Melihatmu terombang-ambing badai ciptaannya.
Mata ini semakin tajam. Menatap akan tersudutnya dirimu. Karena sapuan angin topan zaman ini.
Aku tak akan diam. Dengan segala apa yang kurasa. Menyeluruh, merangsak, mendesak, untukku melangkah. Mendekatimu, merangkulmu. Dan kukatakan "Jangan takut, aku akan ada di gardu terdepan menyelamatkanmu, membawamu jauh dari hiruk-pikuk kehancuran. Dan kujanjikan sebuah atmosfer jernih untukmu".
Dan kamu pun bisa berdiri kokoh tak tertandingi .
Hiduplah Bangsaku, raihlah citamu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H