Lihat ke Halaman Asli

Mempertahankan Kedaulatan: Ancaman Konflik di Laut China Selatan bagi Indonesia

Diperbarui: 20 Mei 2024   09:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Dok. TNI AL 

Laut China Selatan, kaya akan sumber daya alam dan jalur perdagangan, sekarang menjadi perhatian dunia karena cadangan gas dan minyak yang melimpah serta keanekaragaman hayati yang luar biasa. Jalur ini adalah salah satu yang tersibuk di dunia, dengan triliun dolar barang melalui perairan tersebut setiap tahun. Banyak negara yang berlomba-lomba untuk menguasai Laut China Selatan.

Konflik di Laut China Selatan melibatkan masalah batas territorial dan hak serta martabat bangsa. Negara seperti Tiongkok, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei memiliki klaim yang tumpang tindih di wilayah ini. Tiongkok mengklaim hampir seluruh perairan itu dengan kebijakan "Nine-Dash Line", yang bertentangan dengan zona ekonomi eksklusif (ZEE) negara tetangga, termasuk Indonesia. Indonesia menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan kemerdekaannya, terutama di wilayah perairan Natuna Utara yang dipertentangkan dengan Tiongkok.

Selain masalah kedaulatan, hak maritim dan martabat bangsa juga dipertaruhkan di Laut China Selatan. Melindungi wilayah maritim Indonesia merupakan hal penting untuk melindungi nelayan lokal, menjaga batas negara, dan memanfaatkan sumber daya alam melimpah wilayah ini sebagai sumber pertumbuhan ekonomi.

Ancaman terhadap Kedaulatan Indonesia

  1. kedaulatan teritorial,Klaim yang tumpang tindih dengan sembilan garis putus-putus Tiongkok merupakan salah satu ancaman terbesar terhadap kedaulatan Indonesia. Zona perairan yang diklaim China ini tumpang tindih dengan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Laut Natuna Utara. Tumpang tindih ini dapat menyebabkan konflik lokal dan perambahan wilayah perairan Indonesia, yang dapat menyebabkan konflik yang lebih besar
  2. ekonomi dan sumber daya,Selain mengancam kedaulatan teritorial Indonesia, pelanggaran ini mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar bagi nelayan lokal yang bergantung pada sumber daya laut. Penangkapan ikan ilegal dan kapal asing yang tidak sah merusak ekosistem laut dan mengurangi hasil tangkapan nelayan Indonesia. Selain itu, ketegangan di perairan Natuna menimbulkan ancaman keamanan bagi penduduk pesisir.
  3. Keamanan dan stabilitas regional,ketegangan di laut china selatan juga mempengaruhi keamanan nasional Indonesia, Konflik di Laut Cina Selatan dapat membahayakan netralitas dan kedaulatan Indonesia karena dapat memicu konflik yang lebih besar antara Tiongkok dan negara pengklaim lainnya. Konflik juga dapat memengaruhi hubungan Indonesia dengan negara-negara di sekitarnya, menimbulkan ketegangan dan ketidakstabilan yang dapat membahayakan ekonomi dan keamanan Indonesia. Meningkatnya aktivitas militer di sekitar Kepulauan Natuna oleh Tiongkok dan negara lain memperumit ancaman terhadap kedaulatan Indonesia. Risiko konflik dan insiden militer yang tidak diinginkan meningkat karena penempatan fasilitas militer, latihan militer yang intensif, dan patroli maritim yang intensif oleh kekuatan asing di wilayah ini. Mengatasi masalah ini, Indonesia harus meningkatkan kemampuan militernya, termasuk meningkatkan kehadiran angkatan laut dan penjaga pantai di wilayah Natuna.

Pemerintah Indonesia membutuhkan strategi yang luas dan terpadu untuk mengatasi ancaman konflik di Laut Cina Selatan terhadap kedaulatan negara. Ini adalah beberapa saran atau rekomendasi yang dapat dipertimbangkan:

1. pendekatan diplomatik

  • koordiasi ASEAN yang lebih kuat, Dalam menanggapi klaim Tiongkok di Laut China Selatan, koordinasi ASEAN yang lebih kuat harus didirikan oleh Indonesia. Ini dapat dicapai melalui pembentukan forum khusus yang secara teratur membahas masalah di bidang ini dan mencari solusi yang dapat disepakati bersama.
  • Dialog Asean dengan China,Membangun forum dialog antara ASEAN dan Tiongkok merupakan langkah penting dalam menangani masalah yang rumit yang berkaitan dengan Laut Cina Selatan. Forum ini sangat penting untuk mengurangi ketegangan yang terus meningkat di wilayah tersebut. Forum dialog akan menjadi platform yang sangat membantu karena memungkinkan pihak-pihak yang terlibat untuk berkomunikasi secara terbuka secara teratur dan membangun kerja sama yang lebih erat,Asian Ways bisa menjadi jawaban.
  • Memperkuat kerjasama regional maupun internasional,Memperkuat kerja sama regional dan internasional adalah langkah krusial bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan di Laut China Selatan. Dalam hal ini, memperkuat peran ASEAN menjadi sangat penting. Indonesia harus terus mendorong ASEAN untuk membentuk posisi yang lebih kuat dan bersatu dalam menghadapi klaim China, dengan menggalang dukungan dari negara-negara ASEAN yang memiliki kepentingan maritim yang sama. Selain itu, membangun aliansi strategis dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan India, yang juga memiliki kepentingan di kawasan, sangat diperlukan. Kerja sama ini bertujuan untuk menyeimbangkan pengaruh China dan memperkuat posisi Indonesia di mata dunia. 
  • pemanfaatan hukum internasional,Indonesia harus menegaskan hak-haknya dengan lebih aktif dengan memanfaatkan mekanisme hukum internasional seperti UNCLOS.Metode ini akan memperkuat posisi hukum Indonesia dan menunjukkan komitmen negara terhadap aturan hukum internasional.

2. Meningkatkan kapasitas pertahanan dan keamanaan Maritim

  • Pengembangan industri pertahanan dalam negeri harus diprioritaskan dengan meningkatkan kerja sama dengan perusahaan asing dan meningkatkan produksi alutsista lokal. Peningkatan industri pertahanan domestik didasarkan pada transfer teknologi dan pertukaran pengetahuan dengan perusahaan internasional. Pusat penelitian dan pengembangan harus didirikan untuk memastikan keberlanjutan inovasi dalam industri pertahanan. Investasi dalam pendidikan dan pelatihan juga harus ditingkatkan untuk meningkatkan keterampilan teknisi dan insinyur lokal.
  • Peningkatan kapasitas SDM militer akan memastikan personel militer mampu menggunakan alutsista canggih dan menghadapi berbagai ancaman di perairan nusantara. Program pelatihan yang komprehensif harus mencakup pemahaman teknis tentang peralatan militer terbaru dan kemampuan praktis dalam pengoperasian dan pemeliharaannya. Investasi dalam pengembangan sumber daya manusia ini juga harus mempertimbangkan aspek mental personel militer.
  • Kapasitas pertahanan Indonesia dapat ditingkatkan melalui pembangunan kapal patroli canggih, sistem radar dan pengawasan maritim, serta alutsista berbasis teknologi tinggi. Kerjasama militer dengan negara-negara sekutu melalui program pelatihan, pertukaran intelijen, dan latihan gabungan akan meningkatkan kesiapan dan interoperabilitas angkatan bersenjata Indonesia.
  • Peningkatan infrastruktur dan kapasitas maritim harus menjadi prioritas utama. Investasi dalam pembangunan pangkalan militer, modernisasi angkatan laut, dan pengawasan dan pemantauan laut akan memperkuat kehadiran militer Indonesia di Laut Cina Selatan. Fasilitas pelatihan yang canggih dan sistem pengawasan yang terintegrasi melalui teknologi canggih seperti radar, satelit, dan drone juga perlu dibangun.
  • Penggunaan teknologi canggih seperti radar, satelit, dan drone akan meningkatkan kemampuan pengawasan dan deteksi dini ancaman maritim. Peningkatan kapasitas digital melalui pengembangan sistem informasi dan komunikasi yang lebih baik juga akan memastikan koordinasi yang cepat dan efisien antara lembaga penegak hukum maritim.

3. memanfaatkan ketegangan antara As dan China di LCS,Indonesia dapat memanfaatkan ketegangan yang terjadi antara Amerika Serikat dan China sebagai kesempatan untuk meningkatkan kehadiran alat utama sistem senjata (alutsista) di wilayah kita. Indonesia dapat memperoleh teknologi militer terbaru dan memperkuat pertahanan tanpa terikat pada aliansi militer tertentu dengan mempertahankan hubungan investasi dengan kedua belah pihak. Ini akan memungkinkan Indonesia untuk tetap netral dan memperkuat statusnya sebagai negara non-blok di dunia. 

4. Diversifikasi Ekonomi dan Konektivitas Regional,Untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dan mengurangi ketergantungannya pada Tiongkok, Indonesia harus berkonsentrasi pada diversifikasi ekonomi dan memperkuat konektivitas regional. Ini dapat dicapai dengan mendorong investasi internasional, memperluas sektor industri, dan berpartisipasi aktif dalam proyek infrastruktur regional seperti Inisiatif Jalur dan Sabuk (BRI). Ini memungkinkan Indonesia untuk memperkuat posisinya dalam geopolitik regional dan memperluas jaringan perdagangan dan investasi. 

5. Pengembangan ekonomi lokal,Mengembangkan ekonomi lokal di daerah perbatasan seperti Natuna akan meningkatkan ketahanan ekonomi dan sosial sambil memperkuat klaim kedaulatan Indonesia. Ini mencakup investasi dalam infrastruktur dasar seperti jalan, pelabuhan, dan fasilitas kesehatan, serta pengembangan sektor pariwisata dan perikanan yang berkelanjutan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline