Lihat ke Halaman Asli

Kondisi Perekonomian Masa SBY

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Dua periode terakhir bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang membanggakan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa kepemerintahan SBY mengalami pertumbuhan yang signifikan. Mulai dari pengentasan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi nasional, hingga utang pada Dana Moneter internasional (IMF).

Berbeda dengan masa akhir pemerintahan Soeharto (1998), yaitu angka kemiskinan pada tahun 1998 mencapai 24,2 persen. Sedangkan pada masa keperintahan Presiden SBY, angka kemiskinan turun menjadi 16,7 persen. Dan angka kemiskinan di Indonesipada 2008 turun menjadi 15,4 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia.

Sedangkan kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 1998 minus 13,1 persen saja, berbeda dengan masa kepemrintahan SBY. Pada masa pemerintahan SBY(2004) pertumbuhan ekonomi nasional naik pesat, yaitu5,1 persen, dan pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi diproyeksikan menjadi 6,4 persen.

Dan pada tahun 2006 setelah Indonesia dipimpin oleh SBY utang Indonesia kepada Dana Moneter Internasional (IMF) bisa dilunasi sebesar 7.8 milliar dolar AS, yang pada tahun 1998 utang Indonesia kepada IMF sebesar 9.1 milliar dolar AS.

Kinerja SBY pada Negara Indonsiapatut diberi apresiasi, karena dengan pemerintahan SBY Indonsia sudah mulai ada kemajuan dibandingkan dengan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, mulai dari pengentasan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan hingga pembayaran utang terhadap IMF.

Kita harus bangga dan salut dengan kepemimpinan SBY. Sebab, dalam jangka pendek Indonesia sudah mulai ada perubahan meskipun perubahannya tidak terlalu besar. Akan tetapi, kepemimpinan SBY di Indonesia banyak pujian dan dukungan dari berbagai Negara lain untuk tetap menjaga pertumbuhan ekonomi yang cukup lumayan ini. Di sisi lain kita telah merasakan hasilnya masa keperintahan SBY dalam 10 tahun terakhir ini. Meskipun pada tahun 2005 dan 2008 ekonomi dunia mengalami gejolak.

Salah satu faktor utama tumbuhnya ekonomi nasional yaitu adanya dorongan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), karena UMKM adalah salah satu usaha yang menjadi pemasok bagi usaha besar, dan sedikit terkena oleh imbasnya gejolak ekonomi dunia dan banyaknya investasi asing yang terus mengalir ke dalam negeri, kerena Indonesia sudah mampu keluar dari berbagai gejolak ekonomi dunia (2005 dan 2008), yang hal ini banyak melibatkan Negara-negara lain yang ikut tergejolak akibat dari gejolaknya ekonomi dunia. Sehingga Negara Indonesia menjadi Negara yang diincar-incar oleh Negara asing untuk berinvestasi ke dalam negeri.

Ekonomi Perlu Dipertahankan

Maka dari itu pertumbuhan ekonomi nasional yang cukup lumayan ini perlu kita pertahankan. Sebab, dengan mempertahan ekonomi lah Indonesia akan terus bersaing pada pasar internasional maupun global. Khususnya memuliakan dan menjaga UMKM yang ada di Indonesia, dan pada umumnya menjaga para usaha-usaha besar. Karena UMKM adalah salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan telah terbukti menyelamatkan perusahaan besar. Di sisi lain UMKM mampu keluar dari krisis-krisis ekonomi dunia yang mengakibatkan banyak perusahaan-perusahaan besar yang ada di Indonesia terkena krisis juga. Seperti krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998.Jika kita melihat pada Negara yang maju, diantaranya china, dimana pemerintah china sangat menyayangkan dan memperhatikan UMKM. Sebab, UMKM adalah salah satu pemasok terhebat di dunia untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang tumbuh stabil. Bukti yang sangat nyata adalah banyak perusahaan-perusahaan besar yang produknya dibuat oleh UMKM.

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga pernah mengajak seluruh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) , khususnya industri kreatif dan kerajinan tangan, berkembang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. (Merdeka.com 25 April 2012).

SBY mendorong industri kreatif meningkatkan omzetnya, Terlebih, bisnis kerajinan tangan telah memberikan sumbangan besar begi perekonomian nasional. “Kita ingin lebih sukses lagi, kalau angkanya sekarang (omzet) sudah mencapai USD 800 juta atau Rp 7,5 triliun. Menuju 2015, harapannya sudah menembus USD 1 milliar lebih,” ucapnya.

SBY mengajak kepada para pelaku UMKM untuk tetap mengembangkan usahanya agar sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab SBY sudah mengetahui bahwa penopang utama dari pertumbuhan ekonomi nasional ialah bekerjanya dan berjalannya pelaku UMKM. Dan SBY pun tak hanya mengajak, melainkan memberikan modal,mengajak para menteri koperasi, mengajak para menteri kewirausahaan, serta mengajak pihak bank untuk mempermudah pemberian pinjaman terhadap para peminat atau pun pelaku UMKM.Dan harapan SBY menuju 2015, yaitu mengharapkan omzet dari UMKM mencapai 1 milliar lebih. Karena pada tahun 2015 akan terjadi pasar bebas ASEAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline