Lihat ke Halaman Asli

Tak Menerima Amplop

Diperbarui: 24 Juni 2015   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Suatu hari, aku melakukan liputan bertemakan politik di Aceh. Kondisi politiknya lagi memanas dengan kampanye money politic. Akupun berusaha menulis tentang pelanggaran kampanye itu.

Lepas wawancara, calon gubernur itu menyodorkan amplop padaku. Jujur aku berada pada kondisi sangat deg-degan, antara menerima atau menolak amplop. Aku teringat dengan nasehat pimpinan redaksiku di kantor. "Zal jika ada nara sumber memberimu amplop jangan diterima ya, itu harga diri kita sebagai jurnalis profesional". itu nasehat pimpinan redaksiku.

Lalu langsung aku kembalikan amplop pejabat yang berusaha menyogokku. Dengan lantang aku berbicara.

"Maaf ya pak, anda jangan menyogok saya. Saya tak bisa menerima amplop pemberian Bapak,"

Lekas, seketika itu aku mengembalikan amplop pemberiannya.

"Dik, tapi isinya kok diambil," protesnya.

"Bapak, maaf ya!!saya cuma isinya saja mengambilnya. Bukan amplop!

"Kok gitu," tanyanya penasaran.

"Wartawan dilarang menerima amplop," jawabku, tegas sambil berlalu darinya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline