Kreatif, itu menurut kamus asal-asalan dari dua kata ; kere ( miskin atau jika dihaluskan berarti keterbatasan) dan aktif. Sehingga paling tidak pengertiannya menjadi aktif akibat adanya keterbatasan. Hal ini menjadi sangat tepat jika dikaitkan dengan fakta yang kami alami.
Pandemi Covid 19 yang entah kapan berujung ini membuat otak berputar-putar karena banyak waktu terkurung di dalam rumah. Saya mulai sedikit menambah porsi untuk menekuni bonsai, yang dulu sempat saya mulai. Tentu selain aktivitas mengajar dan menulis. Sementara anak-anak, setelah jam sekolah usai mulai aktif dengan grup chatnya. Sementara istri, yang sebelum pandemic adalah pengantar jemput anak-anak, yang nyaris seharian karena jarak sekolah dan rumah yang lumayan jauh dan macet, menjadi punya banyak waktu luang.
Kebosanan jugalah yang akhirnya membuat istri saya melakukan banyak eksplorasi ; mulai membuat video, mengajar les online dan ini yang paling membuat kami sekeluarga senang ; membuat makanan dari beragam resep yang ia lihat dan tonton di internet. Satu diantaranya adalah Pizza buah.
Meski dianggap melanggar pakem, konon ceritanya Pizza buah ini juga sempat viral. Hasil eksplorasi Stellan Johansson warga Swedia. Ia mengganti topping Pizza yang biasanya Sosis dan keju dengan buah-buahan segar. Pada kasusnya ia mengganti dengan buah kiwi. Ternyata mendapat tanggapan positif dari teman-temannya, meski muncul juga kontroversi di sana sini.
Terlepas dari kontroversinya, istri saya ternyata memiliki ketertarikan dengan Pizza buah ini. Berbekal tutorial Youtube, ia mencoba. Percobaan pertama ternyata berhasil menurut penilaian saya dan anak-anak. Hasil karya istri sebagai pembuat pizza amatir ternyata berhasil menyamai pizza karya professional dari tukang pizza yang tokonya ada di depan komplek. Bahkan lebih special karena toppingnya buah.
Kepuasan saya dan anak-anak menambah semangat istri untuk memamerkan karyanya itu di media social. Hasilnya satu dua temannya mulai memesan pizza buah buatan istri saya. Tanggapan mereka juga sama dengan kami. Hal ini semakin membuat istri saya memiliki kebahagiaan tersendiri. Ia semakin rajin mengekplorasi dari beragam buah, bukan hanya kiwi seperti awalnya.
Bagi kami, keterbasan yang diakibatkan oleh pandemi, memang menutup beragam aktifitas rutin, namun di sisi lain juga membuka aktifitas baru lainnya. Tak kalah penting, aktifitas itu ternyata bukan hanya menyehatkan jiwa dan raga, karena otak terus bekerja dan tubuh bergerak, juga membuat keluarga menikmati rasa lezat. Tak kalah penting lagi, sedikit demi sedikit juga menambah penghasilan. Makanya tidak salah jika tulisan ini saya beri judul ; Pizza buah istri, lezatnya double.
