Lihat ke Halaman Asli

Julius Deliawan

https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Cerpen | Sang Penindas

Diperbarui: 9 Mei 2020   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber pixabay.com

"Stop, jangan lihat aku seperti itu!"

Meski ini peringatan, tapi aku lembut mengatakannya.

"Kenapa?"

"Jangan kamu, biar aku yang menatapmu. Jika itu, aku masih mampu."

Ia tersenyum. Mungkin ia kira aku sedang menggodanya. Tidak, ini serius.

Kulihat ia tersenyum. Bencana bagiku. Tetapi biarlah, kunikmati senyum itu.  Sejurus dengan itu,  ia mengarahkan matanya jauh ke depan. Pada deretan gedung-gedung dihadapannya. Tetapi aku yakin, tidak satupun bangunan-bangunan megah itu menjadi fokusnya.

"Lin, kamu tahu. Jika hari ini aku ke IGD. Hasil diagnosa dokter jaga 99 % pasti mengarah ke kamu penyebabnya."

"Enak aja!" Ia protes, sambil memanyunkan mukanya. Tetap saja, ia mempesona.

"Coba kamu pikir. Jantungku berdegup lebih kencang. Suhu tubuhku menjadi lebih panas. Dan aku mengalami ganggguan tidur, sejak bertemu kamu."

"Mas, mahasiswa semester lima, kok rayuanmu ABG banget sih." Ia tertawa lepas.

Alina. Jurusan bimbingan konseling.  Asal sekolah YSKI. Alamat Banyumanik, Semarang. Alamat tinggal sekarang, Jalan Cemara A no 231. Begitu ia mengisi data yang ada di meja panitia. Dapat !

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline