Lihat ke Halaman Asli

Julius Deliawan

https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Arti Sebuah Nama bagi Guru dan Siswa

Diperbarui: 24 Agustus 2019   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar, tangkapan layar pada facebook

Hari ini saya senang bisa ketemu dengan sebagian guru-guru yang pernah mengajar saya dan mereka masih mengingat saya dan bahkan nama saya.
Suatu hal yang berharga, karena saya termasuk anak yang ga neko-neko dan pendiam, yang mungkin tidak terlalu menonjol untuk diingat.

Kalimat di atas, penggalan dari status fb seorang alumnus.  Bagi saya, ini bukan sekedar penggalan, tapi juga teguran. Sebab, saya termasuk guru yang punya kesulitan besar dalam mengingat nama siswa apalagi para alumni.

Mereka  maklum jika saya tidak mengingat namanya, karena dari tahun ke tahun ada banyak lulusan. Itu yang saya dengar, ketika alumni datang, dan saya sudah lupa nama mereka. Meski wajah nya dan aktivitasnya dulu masih saya ingat.

Membaca update-an status itu, saya jadi paham. Ini bukan soal maklum dan bisa dipahami, tapi soal rasa, menyangkut ikatan batin. Antara saya, atau kami para guru dengan siswa atau para alumni.

Apalah arti sebuah nama? Pernyataan,  yang dapat juga dipahami sebagai pertanyaan.

Mengingat nama, sederhana, tapi ternyata itu memberi kesan tersendiri. Besar artinya bagi hubungan antar personal. Menyangkut aspek batiniah.

Sejak awal saya sepakat, mengingat nama siswa adalah salah satu kunci membangun iklim kondusif dalam dunia  pendidikan.

Meski terbata-bata, saya belajar. Menggunakan berbagai cara dan media melakukan hal tersebut. Memang belum sesuai harapan, belum ingat betul, mereka sudah lulus dan berganti yang dengan siswa baru. Saya memulainya lagi dari nol.

Beruntung media sosial menjembatani kegagapan saya. Berteman dengan mereka para alumni, siswa, di dunia maya. Sangat membantu. Sedikit banyak membuat saya mampu mengingat kembali, membangun serpihan puing puzzle, setidaknya membuat setengah utuh.

Berbekal itu, memberi kepercayaan diri, untuk memanggil mereka para siswa, ketika di kelas atau di luar kelas. Meski satu dua ada saja yang meleset. Tapi saya juga sering mendengar, "bapak tahu nama saya?"

Sepertinya mereka senang dan terkejut. Padahal, itu hanya soal sederhana. Meski buat saya adalah hal luar biasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline