Lihat ke Halaman Asli

Tahun 2014 Bulan Juli dan Agustus dan September

Diperbarui: 12 Mei 2016   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 Juli 2014

1 – Kan kubuat kau lupa pada empat huruf itu.

2 – Agar hidup lebih lama. Ialah dengan memperbanyak waktu bangun dan mempersedikit waktu tidur. Karena hhidup terlalu sia-sia kalua sekadar berleha-leha. Terlebih di bulan puasa.

2 – Alasan benci. Orang yang tidak suka pada kita itu sebenarnya karena kita tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Apa boleh buat, manusia hidup memang untuk pribadinya sendiri bukan orang lain.

4 – Amburadul. Sungguh tidak fokus itu memberikan hasil yang berantakan.

5 – Saling sopan. Apa susahnya menghormati orang lain. Padahal semakin kita bersikap sopan semakin pula kualitas kita bernilai. Sayang, lebih banyak orang tidak mau berkualitas tinggi.

17 – Dalam duel, yang lebih kuat belum tentu menang.

17 – Bukan kepada presiden. Kepada langit yang mampu menahan Guntur. Kepada Guntur yang hanya membentur hujan. Kepada hujan yang menahan panas matari. Kepada matari yang menyinari bumi. Kepada bumi yang didiami angina. Kepada angina yang selalu bersanding kenangan. Kepada kenangan yang rupanya bualan hidup. Kepada hidup hidupku hidupmu semua-mua. Lalu semua-mua jadi hidup. Untuk menghidupkan harus ada kematian. Lalu semua-mua jadi mati. Kecuali orang egois. Hanya hidup tak mau mati. Hanya mau bertanya tak mau menjawab. Hanya mau meminta tak mau memberi. Hanya keinginan yang wajib dikabulkan. Tuhan pun harus patuh pada egois. “O, egoism, bisakah kau mengalah sedikit?” “Tak mau! Kau saja yang mengalah.” “Sudah kuduga kan begitu jawabmu.” “Hahahaa”

17 – Tuhan ada di mana? Di dekatmu (2.186) bahkan lebih dekat ketimbang urat lehermu (50.16). jadi kemana pun kau pasti ada Tuhan di sampingmu (2.115)

19 – Kepada omong kosong. Karena sesungguhnya tidak ada manusia yang layak putus asa. Kecuali orang egois. Kecuali orang yang mencintai dirinya sendiri. Kecuali orang yang bangga akan hidupnya. Bukankah kebanggaan pada kehidupan dunia merupakan kekoyolan? Sia-sia belaka? O, wahai, o,

19 – Dari Habib Kraksaan. Walisongo itu Cuma Sembilan orang, tapi bisaa merubah nusantara. Kamu (para santri) jumlahnya lebih banyak, masak ndak bias ngerubah desa saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline