Sebuah ungkapan provokatif dari seorang Konsul Roma yang sangat terkenal, Martulus Cicero tadi malam diungkapkan kembali oleh Prof. Amin Rais pada acara HUT ke-20 Partai Amanat Nasional di jl. Senopati 133 Jakarta
Walaupun pak Amin juga bercerita tentang tokoh bangsa Moh. Natsir, tentang UUD negara RI 1945 dan mengurai kata "adil" dalam batang tubuh UUD negara RI tahun 1945, setidaknya ungkapan "ikan membusuk mulai dari kepala" membuat saya tersenyum karena pernah membacanya.
Ikan membusuk mulai dari kepala adalah ungkapan kekesalan Cicero pada Kaum Aristokrat dan menandai dimulainya perseteruan antara Cicero dan kaum Aristokrat yang menguasai senat Roma waktu itu.
Dan hanya ada satu hal yang pantas dilakukan pada ikan yang busuk dan bau, yakni memotongnya' adalah sinisme Cicero selanjutnya pada kaum Aristokrat. Ungkapan-ungkapan kekesalan Cicero pada kaum Aristokrat diontarkan pada saat rakyat berkumpul. Karena kepiawaiannya dalam oratoria, banyak rakyat yang setuju dengan ucapan-ucapan Cicero..
Ungkapan-ungkapan itu dapat juga diartikan sebagai tekad Cicero untuk menghabisi kaum Aristokrat yang korup, angkuh dan pongah. Serangan pada kaum Aristokrat sebagai akibat dari gagalnya mosi yang diajukannya di senat untuk melindungi orang Sisilia yang menjadi miskin karena keserakahan kaum Aristokrat.
"Imperium"adalah Novel pertama dari Novel Trilogi karya Robert Haris yang mengisahkan perjalanan politik Cicero dari seorang yang berlatar Pengacara pro Bono, 'orang baru' dalam kancah politik Roma, naik ke panggung menjadi anggota senat dan akhirnya memenangkan perseteruannya dengan kaum Aristokrat untuk menjadi Konsul (Presiden).
Apakah ungkapan lama dari Cicero yang disitir kembali oleh Prof. Amin Rais tadi malam menandai suatu kebulatan tekad untuk mengganti kepemimpinan Nasional 2019?
Sebagaimana Cicero menaiki tangga demi tangga dalam panggung politik republik Roma, rakyat selalu adil 'menjatuhkan palu' dalam pemilihan umum dan Cicero selalu menang dibuatnya.
Kegusaran Cicero pada kaum Aristokrat memuncak ketika ditengah kerumunan massa ia mengakhiri provokasinya dengan mengatakan' tapi diperlukan pisau yang baik untuk memenggal kepala itu, karena ini kepala Aristokrat dan kita semua tahu seperti apa kepala itu! Pernyataan yang cukup tajam kepada kaum Aristokrat sekaligus secara halus Cicero ingin memajukan dirinya yang siap menjadi pisau bagi pulihnya kekuasaan rakyat.
Jika dihubungkan dalam kontestasi pilpres 2019, dapatkah pak Amin dianalogikan sebagai pisau yang tajam untuk 2019 ganti Presiden? Wallahu alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H