Tidak sepertinya kongres PAN sebelumnya, demokrasi 5 tahunan dalam tubuh partai Amanat Nasional diprediksi agak memanas. Selain faktor tarik menarik yang tergerus dalam agenda politik koalisi Indonesia Hebat(KIH) dan agenda politik Koalisi Merah Putih(KMP), faktor besan juga diperkirakan memainkan pengaruh dalam kongres IV PAN yang sedianya akan di helat di pulau dewata akhir maret 2015.
Tokoh reformasi, Prof. Amin Rais selain di kenal sebagai pendiri partai dan ketua umum pertama partai amanat nasional juga berbesanan dengan ketua MPR-RI yang juga salah satu kandidat terkuat, Zulkifli Hasan. Puteri pertama zulkifli Hasan, Putri Zulya Safitri di persunting oleh Mumtaz Rais, putra paling bontot Amin Rais. Lewat ‘koalisi cinta’ yang di bangun zulkifli hasan, kedekatan kekeluargaan dan sturuktural PAN di bangun oleh Zulkifli Hasan. Masuknya ZH dalam kabinet Indonesia Bersatu jilid II disebut-sebut karena restu Amin Rais. Bahkan penyokong utama dalam paket pemilihan MPR-RI 2014-2019, lagi-lagi Amin Rais menyodorkan nama ZH dan di setujui oleh pimpinan koalisi merah putih(KMP).
Majunya ZH dalam kontestasi kongres IV bukan tanpa alasan. Mantan sekertaris Jendral pada era ketua umum Soetrisno Bahir ini dikenal memiliki pergaulan yang luas, baik di internal PAN maupun sesame politisi lintas partai. Sejauh yang penulis kenal, ZH adalah pribadi yang humble dan penuh motivasi serta selalu menekankan kerapian dan ketepatan dalam setiap aktivitas. Tak heran, dalam lingkungan partai amanat nasiona, ZH di sebut-sebut salah satu kader terbaik yang di miliki oleh PAN saat ini. ZH diprediksi menjadi kompetitior tangguh bagi incumbent Ir. Hatta Rajasa yang kabarnya akan maju kembali pada kongres IV ini.
Faktor sang besan akan mempengaruhi laju ZH pada kontestasi kali ini. Pengaruh kultural dan struktural MAR pada basis massa Muhammadiyah di kenal cukup mengakar. MAR juga cukup berpengaruh dan sebut-sebut sebagai perekat moral dan kesolidan Koalisi Merah Putih(KMP). Karena itu, pengaruh Amin Rais sangat di perlukan oleh ZH untuk memegang tampuk pimpinan PAN Periode 2015-2020.
Walaupun dalam berbagai kesempatan, Amin Rais selalu berdiplomasi, membuka ruang demokratisasi bagi seluruh kader-kader PAN dalam setiap momentum kontestasi internal. Sekeras apapun friksi yang akan terjadi dalam kongres, PAN harus tetap solid. The winner takes all(pemenang mengambil semua) yang pesaingnya tidak diakomodasi, tidak berlaku, ungkap Amin Rais.
Sebagai seorang ‘God Father’ PAN, keberpihakan Amin Rais sangat dinanti oleh ZH dan HR. ZH dan HR adalah kader terbaik dan binaan unggul Amin Rais. ZH dan HR adalah dua sekawan yang bersama-sama merasakan pahit getir dan kejayaan bersama partai amanat nasional. ZH dan HR meniti karir politik sebagai ketua departement, keduanya pernah menjadi Sekretaris Jendral. Dan kini, mestinya HR legowo melapangkan jalan ZH sebagai suksesor. Dengan begitu, HR telah adil serta paripurna menjadi pemimpin PAN.
Bagi penulis, sangat menarik mengikuti dinamika kongres IV PAN ini. Selain karena faktor kandidat dan pengaruh Amin Rais, akankah lewat Kongres IV PAN ini akan memutuskan tetap berada dalam garis perjuangan KMP ataukah berbalik arah mendukung pemerintahan Jokowi-JK. Faktor SBY sebagai besan HR juga akan mempengaruhi secara tidak langsung dinamika kongres bila HR tetap memaksakan diri untuk bertarung. SBY sebagai ketua Umum demoKrat sangat berkepentingan terhadap PAN bila dipimpin kembali oleh HR.
Dengan garis kebijakan politik non blok yang dikayuh oleh SBY dalam perseteruan Koalisi Merah Putih(KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat(KIH), tambahan tenaga 48 kursi Fraksi PAN di DPR-RI akan semakin memudahkan SBY-HR membangun posisi politik dalam dinamika politik mutakhir. Pertikaian KMP dan KIH bagai api dalam sekam, karena itu, ‘koalisi cinta’ SBY-HR yang di bangun atas pernikahan Ibas dan aliya akan mengayuh kepentingan politiknya dalam badai KMP dan KIH.
Bagaimanapun sengitnya tensi politik mengiringi kongres, kedewasaan demokratisasi dalam tubuh Partai Reformis ini sedang diintai oleh publik. Sebagai anak kandung reformasi, kebaikan-kebaikan politik yang telah di toreh selama 16 tahun berkiprah dalam perut republik selalu dinanti. Apakah cita-cita mewujudkan Indonesia baru yang menjujung tinggi iman dan takwa masih menjadi nafas perjuangan Partai Amanat Nasional. Wallahu Allam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H