Lihat ke Halaman Asli

JUBAEDAH HARYANI

Penulis lepas dan jurnalis di industri media

Waspada Investasi Bodong, Jangan Sampai Tertipu dengan Janji Manis!

Diperbarui: 14 Agustus 2024   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar: Freepik

Pernah dengar janji "Untung gede dalam waktu singkat?". Siapa sih yang nggak tergiur dengan iming-iming untung besar tanpa usaha yang berarti?

Di tengah kebutuhan finansial yang makin tinggi, tawaran semacam ini bisa jadi angin segar. Tapi, kamu harus ekstra hati-hati! Alih-alih mendatangkan untung, investasi bodong bisa bikin kantong jebol dan hati nelangsa.

Kenapa banyak yang tertipu? Kalau dipikir-pikir, kenapa ya masih banyak orang yang terjebak?

Nah, jawabannya simpel. Karena skema mereka terlihat masuk akal dan didukung oleh testimonial atau bukti transfer yang seolah-olah nyata. Selain itu, mereka juga memainkan emosi kita.

Saat kita lagi terdesak atau butuh uang cepat, tawaran semacam ini kelihatan seperti jawaban dari segala masalah.

Ciri-ciri investasi bodong yang wajib kamu kenali

Biar nggak keburu jatuh ke lubang yang sama, yuk kenali ciri-ciri investasi bodong berikut ini:

1. Janji keuntungan tidak masuk akal 

Kalau ada yang menjanjikan keuntungan berlipat ganda dalam waktu singkat, itu tanda bahaya. Ingat, investasi yang sehat punya risiko dan keuntungan besar biasanya butuh waktu.

2. Tidak ada izin resmi

Sebelum kamu menaruh uang di suatu tempat, pastikan perusahaan tersebut terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Cek ulang statusnya di situs OJK, jangan hanya percaya omongan orang.

3. Tekanan untuk segera investasi

Pelaku investasi bodong sering kali mendesak kita untuk segera menyetor dana dengan alasan "kesempatan terbatas" atau "promo hanya berlaku hari ini". Jangan terburu-buru, selalu ambil waktu untuk berpikir dan mencari informasi lebih lanjut. 

4. Tidak ada informasi yang jelas

Investasi yang benar akan memberikan informasi transparan tentang risiko, profil perusahaan dan cara kerja investasi tersebut. Kalau semua terlihat buram atau mereka menghindari pertanyaan detail, itu tanda bahaya lainnya.

5. Pengalaman pahit yang bisa jadi pelajaran

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline