Lihat ke Halaman Asli

Self Care Secara Fisik dan Spiritual Sebagai Upaya Guru dalam Menjaga Kesehatan Mental

Diperbarui: 2 Juli 2024   14:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Self Care Secara Fisik dan Spiritual sebagai Upaya Guru dalam Menjaga Kesehatan Mental

Apa yang anda rasakan sebagai guru saat ada peserta didik yang tidak mau belajar? atau ada peserta didik tidak mencapai tujuan pelajaran? atau ada peserta didik berperilaku menyimpang atau apa yang anda rasakan sebagai guru jika tuntutan tugas mengajar anda banyak? Atau bagaiman jika banyaknya administrasi yang harus dilengkapi? dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengundang kegelisahan seorang guru. Semua kegelisahan itu harus ditepis oleh guru saat ia sedang berlakon peran sebagai guru dihadapan para peserta didiknya. Ia tetap harus senyum, bermuka ceria, dan harus membangun image bahwa menjadi guru harus kreatif dan inovatif, menjadi guru harus semangat, menjadi guru harus cerdas, menjadi guru harus berpenampilan menarik, menjadi guru harus berperilaku baik, menjadi guru harus menguasai kelas, dan pastinya menjadi guru harus perfect di hadapan peserta didiknya, meskipun ia harus berpura-pura sedang "baik-baik saja" dan menyembunyikan semua masalah dan beban yang sedang ia rasakan.

Namun, guru juga manusia biasa, tidak bisa dipungkiri jika guru juga bisa mengalami gangguan kesehatan mental. Karena yang tugasnya berhadapan langsung dengan makhluk hidup bukan benda mati. Tugasnya adalah mendedikasikan waktu untuk mengasuh dan membimbing anak-anak didiknya untuk menjadi cerdas dan berbudi pekerti yang baik, selain itu tugas guru juga harus merencanakan tugas, mengakumulasi penilaian, berkomunikasi dengan orang tua, mengelola pembelajaran setiap anak didiknya, baik perkembangan sosial maupun emosional. Oleh karena itu tanggung jawab yang diemban tentu tidak mudah.

Perlu diketahui, bahwa bekerja sebagai seorang guru adalah pekerjaan yang cukup panjang. Tidak hanya mengajar satu atau dua jam mata pelajaran. Tidak jarang guru pun melakukan pendampingan dan bimbingan bagi anak didiknya di luar waktu kerja yang seharusnya. Selain itu seorang guru tentunya juga memiliki kehidupannya sendiri sebagai seorang pribadi. Menyeimbangkan dua dunia memang tidak pernah mudah, disadari atau tidak, kesibukan harian sebagai seorang guru yang harus memenuhi target pembelajaran, menyiapkan tugas, berinovasi mengenai cara pembelajaran, kemudian berperan sebagai ibu atau bapak dalam rumah tangga dan menghadiri acara sosial lainnya, dengan demikian dapat menyebabkan gejala kelelahan dan mempengaruhi kesehatan mental.

Indikator seseorang memiliki kesehatan mental yang baik adalah dapat mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, belajar dengan baik dan bekerja dengan baik, serta berkontribusi pada komunitasnya. Jika salah satu indikator tersebut tidak mampu dilakukan maka dapat dikatakan seseorang sedang berada di kontinu yang tidak normal kesejahteraan mentalnya, dan hal ini dapat dialami oleh siapa pun, termasuk seorang guru.

Permasalahan kesehatan mental tidak bisa dianggap sebagai perkara yang remeh karena banyak dampak negatif yang ditimbulkan darinya, di antaranya sering merasa sedih, kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi, ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan atau perasaan bersalah yang menghantui, ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari, marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan, kerap merasa tak berdaya atau putus asa. bahkan, berpikir untuk bunuh diri.

Sebagai seorang pendidik yang memiliki beban tanggung jawab yang berat sangatlah penting untuk menjaga kesehatan mental. Secara Garis besar menjaga Kesehatan mental dapat dilakukan dengan cara self care.

Self care atau perawatan diri adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk diri sendiri sehingga bisa terasa menyehatkan, bisa membuat relaks dan menenangkan. Dengan melakukan perawatan diri, kita akan dapat mengatasi stres sehari-hari dengan lebih baik. Perawatan diri juga berarti merawat diri sendiri sehingga menjadi lebih sehat, lebih baik, dapat melakukan pekerjaan rutin, dapat membantu dan merawat orang lain, dan dapat melakukan semua hal yang diinginkan sepanjang hari. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan perawatan diri (self care) sebagai berikut: "Kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memelihara kesehatan, dan untuk mengatasi penyakit dan disabilitas dengan atau tanpa dukungan dari penyedia layanan kesehatan"

1. Self Care Secara Fisik

Self care secara fisik merupakan perawatan diri yang dilakukan dari luar dan berhubungan dengan fisik dan jasmani.  Perawatan diri tidak berarti melakukan hal yang sama untuk semua orang. Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam melakukan praktik perawatan diri, bahkan perawatan diri yang biasa kita lakukan pun mungkin berubah seiring waktu. Berikut adalah cara-cara yang dapat dilakukan untuk melakukan perawatan diri yaitu:

  • Beristirahat jika sudah merasa lelah baik di tempat kerja atau di rumah, jika sudah lelah dalam bekerja beristirahatlah sejenak supaya lebih tenang dan dapat meningkatkan energi dan fokus ketika kembali bekerja. Misalnya, melakukan peregangan, berjalan-jalan singkat atau minum air putih.
  • Mengetahui cara menurunkan stres setelah seharian bekerja, misalnya dengan melakukan kegiatan yang positif seperti berolahraga, membaca buku, berkumpul dengan keluarga, atau beribadah.
  • Mencoba mengenali diri sendiri secara lebih mendalam, misalnya mengenali kelebihan dan keterbatasan diri, sehingga kita akan dapat lebih mencintai dan menghargai diri sendiri. Selain itu dengan mengenali diri sendiri secara mendalam, kita juga bisa menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan stres atau dapat merencanakan langkah yang tepat untuk mengelolanya jika mengalami stres.
  • Meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti melakukan hobi atau berkumpul bersama keluarga.
  • Menjalin hubungan dengan keluarga dan teman. Hubungan yang bermakna dan menyenangkan, mendapatkan dukungan emosional dan pemecahan masalah yang sehat sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan.
  • Menjaga kebersihan diri dan melakukan perawatan secara fisik.
  • Tidur yang cukup.
  • Melakukan olahraga secara rutin.
  • Memilih makanan yang halal, sehat, bergizi dan seimbang serta memastikan kecukupan nutrisi sepanjang hari.
  • Menghindari membawa masalah pekerjaan di rumah

2. Self care Secara Spiritual

  • Self care secara spiritual adalah perawatan diri yang dilakukan dari dalam diri yaitu menjaga satabilitas spiritual. Self care secara spiritual sangat penting untuk menjaga kesehatan mental, karena mental adalah kondisi bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga. maka untuk menjaga kesehatannya juga harus dari jiwa dan ruh.  Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk merawat diri secara spiritual. Diantaranya;
  • Meningkatkan iman dan takwa. Meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat membuat seseorang merasakan kebahagiaan dan ketenangan dalam jiwanya. Hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan adalah dengan melakukan ritual ibadah khususnya Ibadah salat, karena salat adalah ibadah yang menghubungkan langsung diri manusia dengan Sang penciptanya. Maka dengan salat diri akan senantiasa mengingat Tuhan dan mendatangkan ketenangan Jiwa. Seorang guru sangat penting meningkatkan iman dan takwanya, karena tugas utamanya adalah mendidik, guru berhadapan langsung dengan manusia yang mempuyai berbagai watak dan karakter. Ada yang tidak patuh, ada yang berperilaku menyimpang, ada yang malas belajar, dan berbagai macam masalah lainnya, dan disamping guru mendidik dan membimbing mereka, guru juga harus berdoa dan memasrahkan hasil usahanya pada Tuhan, karena Tuhanlah yang akan mengubah dan memberikan hidayah pada manusia.
  • Memperbaiki niat. Setiap amalan dan perbuatan baik tergantung pada niatnya. Jika niatnya untuk mendapatkan kehidupan dunia berupa material dan uang saja, maka hasilnya hanya terbatas pada tujuannya itu. Sebaliknya jika niatnya untuk dunia dan akhirat, maka perbuatannya tak aka ada yang sia-sia. Guru bisa dikatakan adalah sebuah profesi, namun menjadi guru haruslah disertakan dengan niat untuk amal kebaikan, mendidik dan membimbing dengan ikhlas. Dengan demikian, mindsetnya pun bisa berubah, dari yang sekedar mencari uang dari hasil mengajarnya, menjadi mindset yang penuh dengan pengabdian. Ini lah yang memberikannya motivasi untuk menjalankan tanggung jawabnya tanpa ada tekanan dari dalam dirinya.
  • Menghilangkan sifat materialisme. Tidak salah jika ada yang mengatakan uang berpengaruh terhadap kesehatan mental. Namun perlu diingat, fokus mencari uang dan materi dalam sebuah profesi tidak akan mengundang kebahagiaan yang abadi. Karena mencari material untuk memuaskan keinginan dan nafsu, tak akan pernah cukup. Saat keinginan tidak terpenuhi, bisa membuat frustasi dan kecewa. Menghilangkan sifat materialisme sangatlah perlu ditanamkan dala setiap jiwa guru, karena tugas guru lebih mulia dari sekedar mendapatkan uang saja. Guru yang hanya mencari material, akan menganggap setiap tugas yang dijalankan harus dibayar dengan uang, sahingga saat ada tanggung jawab tidak dibayar akan menjadi beban dan tekanan dalam dirinya.
  • Bersyukur. Pada suatu penelitian, ditemukan bahwa orang yang bersyukur akan merasa lebih optimis, lebih baik, dan lebih semangat dalam menjalani kehidupan. Lebih dari itu, peneliti juga mengatakan kelompok responden yang sering bersyukur memiliki kualitas tidur yang lebih baik, hal ini menunjukkan bahwa ada ketenangan dalam jiwanya. Dengan demikian tidak salah jika seorang guru harus memiliki rasa syukur dalam dirinya, dengan bersyukur maka ia menganggap bahwa profesinya adalah sebuah karunia, nikmat dan kemuliaan yang datang dari Tuhan. Inilah yang membuat dirinya menjadi tenang dan tidak insicure dengan profesinya sebagai pendidik meskipun terkadang pendapatannya tidak mungkin bisa membuat hidupnya menjadi kaya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline