Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Demokrasi Kita Saat Ini

Diperbarui: 22 Agustus 2024   21:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pexels 

Demokrasi kita saat ini sedang dalam pertanyaan besar. Demokrasi katanya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Namun, fakta yang terjadi, banyak warganet dan masyarakat menyuarakan aspirasinya menolak adanya revisi UU Pilkada, dimana revisi tersebut bertentangan dengan putusan Mahkamah Konstitusi. Banyak warganet terutamanya melakukan perlawanan terhadap revisi UU Pilkada oleh wakil rakyat dengan gambar Garuda Pancasila yang disuguhkan dengan warna biru dan sirene darurat.

Kita ketahui bersama bahwa putusan Mahkamah Konstitusi itu telah memberikan kebebasan bagi partai politik untuk mencalonkan kadernya di pemilihan kepala daerah Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota meski tidak ada kursi di parlemen. Hal tersebut sebenarnya untuk mencegah adanya pasangan calon melawan kotak kosong dan menganulir persyaratan usia menjadi kepala daerah. 

Putusan MK tersebut pun diamini oleh rakyat sebagai bentuk dari kebebasan berdemokrasi namun hari-hari ini, upaya untuk melawan putusan MK dilakukan dengan revisi UU Pilkada. Bahkan hari ini masyarakat turun ke lapangan untuk menyuarakan hal tersebut. Untung saja, kabar terbaru hari ini bahwa DPR membatalkan RUU Pilkada yang baru dan mematuhi putusan MK.

Dalam konteks ini, sedikitnya kita bisa merasa tenang dengan adanya pembatalan RUU Pilkada tersebut namun jangan sampai lengah bilamana bisa saja dibahas kembali RUU Pilkada tersebut. Jadi, setiap warganegara patut juga menunggu dan mewanti-wanti adanya upaya lain terhadap putusan MK.

Selanjutnya, menjadi hal lebih penting, bahwa Indonesia sebagai negara yang berdemokrasi harusnya bisa memberikan kebebasan penuh bagi rakyat untuk ikut dan terlibat dalam pesta demokrasi maupun kontestasi politik tanpa pengecualian. Demokrasi itu artinya bebas. Demokrasi itu artinya mendengarkan suara rakyat dan mengedepankan kepentingan rakyat dari kepentingan politik semata. Karena itu, demokrasi Indonesia harus terus dikawal. Jangan sampai demokrasi dipasung dan kepentingan politik diberikan kebebasan hidup dan berkembang di negara kita. 

Ingat, bahwa adanya era reformasi dikarenakan seluruh rakyat Indonesia menginginkan adanya kebebasan dalam bersuara, berpendapat dan berekspresi tanpa adalah larangan maupun hambatan. Dalam pesta demokrasi dimana memilih pemimpin rakyat maka biarkan masyarakat bebas memilih dan menyuarakan keinginannya. Rakyat diberikan kebebasan penuh untuk pesta demokrasi. Karena itu, kita harus menghentikan segala bentuk pengekangan dan pelarangan terhadap demokrasi. Ingat, bahwa adanya pemimpin karena adanya rakyat.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline