Memperingati Hari Pers Nasional setiap tanggal 9 Februari menjadi catatan tersendiri untuk kita demi kemajuan pers nasional. Presiden Jokowi saat menghadiri perayaan Hari Pers menyampaikan kesedihannya terhadap kondisi keberlanjutan media konvensional. Jokowi menyatakan belanja iklan media konvensional telah diambil oleh platform asing.
Keberlanjutan industri media konvensional menghadapi tantangan berat, lihatlah sekitar 60 persen belanja iklan telah diambil oleh media digital terutama platform asing.
Tentu dengan kondisi ini membuat media kita lesu. Coba kita bayangkan, jikalau media lesu bahkan tutup atau bangkrut, maka akan banyak orang yang tidak bekerja.
Bukan itu saja, bagi para penulis pun tidak bisa menuangkan ide-ide nya bagi masyarakat banyak melalui tulisan. Kondisi ini harus ditindaklanjuti dengan baik.
Kehadiran Presiden Jokowi harus memberikan dampak positif bagi media. Para jurnalis harus semangat bekerja.
Pemerintah harus mencari cara bagaimana menaikkan gairah para investor menanamkan iklan di sebuah media. Pemerintah harus bisa juga membuat kebijakan bahwa iklan-iklan diambil oleh media nasional. Jangan sampai platform asing yang masuk dan mendapatkan keuntungan.
Buat kebijakan dan aturan yang baik dan mendukung pers nasional tetap tumbuh dan berkembang. Jika tidak, perlahan pers akan mati. Beberapa media sudah banyak yang tutup, harusnya ini jadi perhatian serius pemerintah.
Kita masih butuh pers sebagai media informasi dan komunikasi serta edukasi. Bila tidak ada pers, apalah artinya kita. Pers nasional sudah banyak memberi sumbangsih untuk kemajuan perekonomian dan juga informasi buat masyarakat.
Semoga saja ada kebijakan baru untuk menumbuhkan semangat pers nasional dalam mencari dan menyebarluaskan berita atau informasi nasional.
Ayo Pers Nasional tetap bersemangat dan memberikan informasi akurat dan terpercaya. Semoga saja tetap berjaya dan bermanfaat bagi banyak orang.