Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Presiden Jokowi Mempromosikan Makanan Bipang Ambawang Khas Kalbar, Salahkah?

Diperbarui: 9 Mei 2021   14:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Biro Pers Setpres via Liputan6.com

Presiden Jokowi baru-baru ini berpidato mempromosikan makanan Bipang Ambawang dari Kalimantan Barat. Video pidato itu pun beredar di media sosial sehingga menimbulkan polemik di masyarakat karena banyaknya kritikan atas promosi makanan tersebut.

Bipang Ambawang adalah jenis kuliner yang dikenal berupa kue beras dan ada pula babi panggang. Namun, banyak yang berpendapat bahwa Bipang Ambawang itu adalah babi panggang.

Dari pidato tersebut, apakah salah Presiden Jokowi mempromosikan kuliner Nusantara?. Tentu tidak. Presiden Jokowi dalam hal ini berpidato dan menyebutkan banyak jenis kuliner yang ada di Indonesia.

Presiden Jokowi tidak menyebutkan untuk mengonsumsi Bipang Ambawang bagi masyarakat, hanya sekedar menyebutkan atau mempromosikan makanan tersebut.

Akan tetapi, kenapa harus dikritik dan jadi polemik?. Fahri Hamzah yang merupakan mantan politisi PKS dan sekarang menjadi politisi Partai Gelora mengungkapkan ada yang tidak beres di dapur Presiden Jokowi.

Fahri mengungkapkan bahwa penulis pidato itu salah telah menyebutkan Bipang Ambawang yang merupakan kuliner khas Kalimantan Barat.

Coba jelaskan, dimana salahnya mempromosikan sebuah makanan atau kuliner Nusantara?. Kenapa kita harus ribut dengan pidato itu?.

Penulis sendiri tidak paham kenapa harus terjadi polemik soal Bipang Ambawang. Presiden Jokowi tidak mengatakan seluruh masyarakat Indonesia, apapun agamanya boleh memakan Bipang Ambawang. Jadi, kenapa mesti dipermasalahkan pidato tersebut?.

Dalam hal ini, kita harus jeli dan cermat dalam menyikapi setiap pernyataan pejabat negara, pemimpin negara maupun masyarakat agar tidak menimbulkan polemik bahkan kegaduhan yang lebih besar.

Kita harus positif dalam berpikir bahwasannya Presiden Jokowi tidak salah dengan pidato tersebut. Tidak mungkin hanya mempromosikan membuat pidato itu jadi haram bukan?.

Hal remeh temeh begini tidak perlu diperpanjang lagi dan diperdebatkan lagi. Alangkah baiknya semua sudah selesai. Kita pun diharapkan tetap bijak dalam menyikapi setiap pernyataan dan kejadian yang kita lihat dan dengar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline