Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Penyesalan SBY Pernah Memberi Jabatan ke Moeldoko, Bukti Politik Itu Kejam

Diperbarui: 6 Maret 2021   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: M. Risyal Hidayat/Kompas.com

Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat (PD) lewat agenda yang diklaim sebagai Kongres Luar Biasa (KLB). 

Dengan terpilihnya Moeldoko dianggap SBY merupakan perbuatan yang tidak terpuji. Dan SBY merasa malu dan merasa bersalah beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya. Dari pernyataan tersebut, SBY menyesal selama ini memberi jabatan kepada Moeldoko.

Penulis pun ingin menyampaikan apa yang dirasakan oleh SBY dengan penyesalan itu membuktikan politik itu kejam. Politik itu menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

Sebenarnya, hal yang dialami SBY adalah hal yang pernah dialami politisi lainnya. Dalam politik, apa yang dialami Partai Demokrat itu sering kita lihat. Oleh karena itu, jika ingin masuk dalam lingkaran politik maka harus punya mental yang kuat dan tahan terhadap guncangan badai yang datang menerpa.

Kalau bagi penulis, semua orang yang memutuskan masuk politik itu akan merasakan hal-hal yang sama. Contoh nyata yang bisa kita lihat bagaimana Bu Megawati Soekarnoputri dengan SBY bisa kita lihat memiliki masalah politik dengan SBY di masa lampau.

Bagaimana yang dialami Marzuki Alie, Jhoni Allen Marbun dan kader Partai Demokrat lainnya yang dipecat kepengurusan Demokrat padahal mereka itu kader senior yang sudah berjuang lama bersama Partai Demokrat.

Itulah contoh bahwa politik itu memang kejam dan segala cara akan dihalalkan untuk tujuan tertentu. Akan tetapi, penulis sendiri berpandangan, ya itulah konsekuensi berpolitik di Indonesia. Jika tidak siap, maka kita tak perlu masuk partai politik.

Ada pelajaran yang bisa kita ambil dari penyesalan SBY diatas. Kita makin tahu politik itu memang kejam dan tak dapat diterka kemana arahnya. Dulu kawan, tetapi sekarang jadi lawan. 

Tidak ada yang abadi dalam politik. Kader Partai Demokrat juga tahu soal itu. Jadi, untuk menyelesaikan masalah ini dan solusi dari semuanya agar Partai Demokrat bersatu adalah lakukan upaya mediasi dan duduk bersama menyelesaikan masalah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline