Pemasangan baliho Habib Rizieq Shihab dan penurunan baliho Rizieq dianggap sebuah pelanggaran karena dipasang di sembarang tempat, harusnya bayar pajak dan lain sebagainya. Namun, cukup menarik ketika baliho itu juga dikatakan provokatif. Kepala Penerangan Kodam Jaya Letkol Arh Herwin Budi Saputra menilai spanduk bergambar Rizieq Shihab mengandung makna provokasi.
Ia merujuk pada spanduk Rizieq yang bertulis seruan kepada umat agar melakukan revolusi akhlak. Dari kondisi itu patut kita menilai pernyataan Kepala Penerangan Kodam Jaya tersebut.
Bagaimana menurut anda?
Bagaimana menurut anda pernyataan Kepala Penerangan Kodam Jaya tersebut?. Kalau bagi penulis, bisa jadi hal itu benar bahwa spanduk itu mengandung makna provokasi. Persoalannya, bila kita lihat secara jelas ada ajakan disana untuk ikut melakukan revolusi akhlak sedangkan revolusi itu belum jelas bagaimana sebenarnya konsepnya.
Jujur saja, dalam benak penulis revolusi akhlak itu sangat mungkin berkaitan dengan pengumpulan massa untuk melakukan aksi revolusi akhlak tersebut. Sebab itu, ada ajakan disana kepada seluruh rakyat agar ikut revolusi akhlak.
Penulis merasakan bahwa sangat mungkin hal itu dilakukan karena revolusi akhlak tidak akan berhasil kalau hanya sebagian orang saja yang bekerja. Tentu harus dengan cara keramaian agar hasilnya maksimal.
Bagaimana menurut kita pembaca maupun penulis mengenai tanggapan Kodam Jaya tersebut?. Saran saja agar baliho berisi foto Rizieq Shihab dan ajakan melakukan revolusi akhlak itu tidak dikatakan provokatif maka jalan terbaik adalah tidak perlu melakukan revolusi akhlak. Itu tidak perlu juga.
Akhlak seseorang diserahkan saja kepada orangtua yang membentuknya. Untuk apa harus dengan cara-cara keramaian dan lain sebagainya. Alangkah baiknya, untuk kebaikan anak, orangtua saja yang melakukan revolusi akhlak kepada anaknya. Tidak perlu harus Habib Rizieq Shihab yang melakukan revolusi akhlak karena ada orangtua yang lebih tahu dan lebih siap untuk itu.
Seorang Rizieq Shihab lebih layak menjadi seorang tokoh agama yang menyiarkan ajaran agama ke seluruh umat tanpa harus melakukan tindakan yang politis sekali dan provokatif dengan memasang baliho revolusi akhlak itu.
Semoga saja beliau bisa memahami dan mengerti dengan kondisi saat ini bahwa kita tidak butuh revolusi akhlak dari beliau tetapi dari orangtua saja cukup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H