Revolusi akhlak Habib Rizieq beberapa pekan ini sering diperbincangkan di berbagai media. Revolusi akhlak itupun dinilai bersifat politis. Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra) Fadhli Harahab menilai wacana revolusi akhlak yang digaungkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab merupakan tafsiran dan sepihak.
Ada juga pandangan bagaimana seorang Habib Rizieq kesannya seperti politisi karena setiap pernyataan beliau selalu mengarah pada pemerintah.
Atas dasar inilah, Habib Rizieq harus melihat dirinya seorang tokoh ulama dan harus jadi panutan semua orang bukan hanya muslim tapi semua umat beragama. Habib Rizieq bukan seorang politisi.
Seorang Habib Rizieq harus memberi kesejukan bagi negara kita dengan setiap ceramah, pernyataan maupun wejangan beliau benar-benar menyejukkan. Itulah yang sangat kita nantikan.
Konsep revolusi akhlak itu bagaimana? Apakah dengan memakai demonstrasi atau sosialisasi dengan cara-cara santun ke masyarakat atau yang bagaimana?
Ini masih belum jelas dan gamblang dinyatakan oleh beliau. Sebab itu, Habib Rizieq harus tahu tugas beliau itu menabur kebaikan sebagai seorang ulama.
Belum lagi agak sedikit tercoreng citra beliau saat keluar pernyataan untuk menjawab pernyataan Nikita Mirzani yang sangat jelek dan tak tepat disebutkan.
Kata-kata kotor terlontar dari bibir Habib Rizieq untuk menjawab pernyataan Nikita Mirzani kemarin dalam sebuah video. Ini menunjukkan ketidakbaikan dan contoh yang jelek dari seorang Habib Rizieq.
Harusnya beliau bisa menjawab dengan kata-kata yang lebih sopan dan santun sehingga rakyat pun semakin hormat, sayang dan cinta pada beliau. Akan tetapi, pernyataannya kemarin telah melukai kita dan tak layak untuk dicontoh.
Sebab itulah, apakah itu bagian dari revolusi akhlak Habib Rizieq yang disuarakan selama ini. Kalau begitu, patut kita tolak. Maka, seorang Habib Rizieq harus mendamaikan terlebih dahulu hatinya dengan pemerintah sebelum melakukan revolusi akhlak. Harus berdamai dulu dengan masyarakat. Dengan begitu revolusi akhlak bisa berjalan baik dan sesuai harapan.
Kita tak pernah ingin revolusi terjadi di negeri ini karena itu bukan bagian dari budaya dan kebiasaan kita. Revolusi harus ditolak. Tetapi kalau cara-caranya lebih baik dan lebih jernih maka kita dukung.