Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Kritik Keras Pro Jokowi kepada Gatot Nurmantyo, Benarkah Gatot Tidak Negarawan?

Diperbarui: 12 November 2020   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Gatot Nurmantyo, Yudha Maulana/detik.com

Ketidakhadiran mantan panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dalam acara pemberian penghargaan Bintang Mahaputra menuai kritik. Adalah partai pendukung Presiden Jokowi yang melontarkan kritik tajam ke Gatot.

Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan sangat disayangkan beliau tidak hadir. Tidak menunjukkan sikap negarawan. Katanya lagi agar Gatot bisa membedakan mana urusan politik dan mana urusan kenegaraan (detik.com, 12/11).

Anggota DPR RI dari Fraksi PKB Abdul Kadir Karding juga mengatakan tak menepis bahwa Gatot tetap punya hak untuk tidak hadir. Mungkin tidak bisa disebut sebagai negarawan.

Dengan kedua pernyataan tersebut, benarkah Gatot Nurmantyo bukanlah seorang negarawan?. Mari kita jawab masing-masing.

Kalau bagi penulis, tidak bisa disalahkan juga pernyataan diatas tersebut karena itu adalah hak dari masing-masing pihak sebagai bentuk kebebasan dalam berbicara dan berpendapat. Tidak salah juga ketika Gatot Nurmantyo tidak hadir dikarenakan dalam situasi Pandemi Covid-19.

Namun, patut diingat pula meski ada kesan politis yang kita lihat dari pemberian penghargaan Bintang Mahaputra tersebut, akan tetapi bukan berarti seratus persen Gatot Nurmantyo harus bungkam terhadap sebuah kritik.

Gatot Nurmantyo berkuasa pada dirinya sendiri. Jika dia ingin mengeluarkan aspirasi maka silahkan saja dan jika tidak juga silahkan. Tetapi, jangan kita berpandangan juga pemberian penghargaan Bintang Mahaputra secara otomatis membungkam seorang Gatot Nurmantyo dalam mengkritik.

Tidak tepat juga kalau seandainya Gatot Nurmantyo dan kawan-kawan di KAMI berpikiran pemberian penghargaan kepada Gatot Nurmantyo secara otomatis membungkam kritiknya. Pemikiran itu tentu tidak tepat dan tak beralasan.

Sama halnya seperti Fadli Zon dan Fahri Hamzah secara jelas menerima penghargaan dan sampai sekarang masih tetap saja mengkritik pemerintah. Begitupun Gatot Nurmantyo bisa melakukan hal yang sama.

Pemikiran secara bijak menjadi penting buat kita jika ingin jadi seorang negarawan. Bijak dalam berpikir akan membawa kita pada pikiran yang positif dan tidak lari dari nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara.

Meski ada kesalahan kita maupun kesalahan orang lain, biasanya orang bijak itu bisa berperan dan memberikan masukan yang masuk akal dan bebas dari unsur-unsur politik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline