Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Din Syamsuddin menyebut ada tiga kerusakan di Indonesia. Pertama, menurut Din adalah terjadinya penyelewengan, serta penyimpangan nilai-nilai dasar yang disepakati, yaitu Indonesia merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Kedua, gejala negara yang mengarah pada constitutional dictatorship atau kediktatoran konstitusional. Ketiga, arogansi oleh para pemimpin yang memiliki kekuasaan CNN Indonesia.com, 31/10.
Benarkah?
Atas ketiga poin tersebut, apakah benar politik kita sedang rusak?. Penulis pikir tidak sepenuhnya demikian, persoalannya yang sekarang melanda kita bukan mencerminkan kerusakan politik kita.
Pemerintah pun bukan diktator, tetapi Presiden Jokowi tidak mengembalikan kebiasaan beliau untuk dekat pada rakyat dan mendengarkan suara rakyat. Tidak ada sebenarnya tindakan sewenang-wenang seperti layaknya era Presiden Soeharto pada masa lalu.
Presiden Jokowi kalau kita lihat sepertinya dibisiki oleh sekitarnya mengenai sesuatu hal untuk kepentingan mereka semata. Presiden Jokowi sepertinya tidak berpegang teguh pada prinsipnya dan tidak bisa diatur oleh siapa saja. Keberanian dan ketegasan beliau sebagai kepala negara dan pemerintahan harus dikembalikan. Tidak bisa diintervensi oleh siapapun.
Jika itu dikembalikan, penulis yakin tidak ada pihak yang menganggap Jokowi dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya. Jokowi harus banyak mendengar rakyat dan milenial bukan menanyakan apa peran dan pemberian m milenial tersebut negara.
Dengan banyak mendengar rakyat pasti tidak akan ada niatan dan ucapan mengatakan Pemerintahan sekarang ini diktator. Oleh sebab itu, ayo Presiden Jokowi segera menjawab keluhan rakyat.
Tidak ada salahnya jika Jokowi lebih banyak mendengar rakyat daripada diam sendiri dan mendengar orang-orang sekitarnya. Demi kepentingan bangsa dan negara maka rakyatlah yang didengar. Semoga saja makin hari makin baik pemerintahan kita. Tidak ada slagi kegaduhan politik apalagi kerusakan politik yang membahayakan rakyat dan pemerintahan ini.
Mari kita berjalan bersama-sama menuju pada satu visi yaitu Indonesia Maju dan Jaya. Kita lawan segala bentuk keangkaraan dan tindakan yang merusak jati diri kita sebagai sebuah bangsa yang besar dan bermartabat.
Pasti kita bisa untuk maju dan sukses dalam menjalankan pemerintahan ini. Pemerintah harus menjawab pernyataan Din Syamsuddin bahwa pemerintah tidaklah seperti yang dikatakan oleh Din Syamsuddin.