Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Lagi-lagi Fisik Ponakan Prabowo Jadi Serangan Politik, Gejala Apa Ini?

Diperbarui: 26 Oktober 2020   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Rahayu Saraswati, Rachman Haryanto/detik.com

Begitu menganehkan sekali jika fisik pasangan calon di pilkada serentak tahun ini menjadi serangan politik oknum tertentu. Calon Wakil Walikota Tangerang Selatan, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, justru mendapat serangan politik terkait fisik. Fotonya saat sedang hamil 5 tahun lalu diungkit oleh netizen dengan narasi "coblos udelnya".

Waktu lalu Sara juga diserang dengan cuitan paha oleh oknum politisi. Dengan serangan politik ini membuktikan bahwa debat gagasan visi dan misi tidak lagi jadi pokok utama, namun serangan fisik jadi alternatif lain yang digunakan.

Atas kondisi ini sangat memprihatinkan buat kita. Betapa tidak, biasanya kalau kontestasi politik seperti pemilu dan pilkada dihujani debat antara pasnagan calon dengan pasangan calon lainnya agar masyarakat melihat dengan jelas siapa calon pemimpin terbaik buat rakyat.

Namun, di tengah Pandemi malah fisik jadi sasaran. Selama ini, kampanye hitam seperti melemparkan isu politik identitas, SARA dan politik uang bukan lagi satu-satunya isu yang kita waspadai, tetapi politik fisik jadi perhatian kita juga.

Kalau dibiarkan seperti itu, ini akan jadi preseden buruk buat perpolitikan kita. Ini akan jadi kesedihan buat kita. Tak bisa serangan politik melalui fisik terus menerus terjadi. Sudah terlalu banyak masalah yang kita alami saat ini. Oleh karena itu, tak bisa diam saja. Kita harus segera kembali pada politik damai dan politik bersih yang kita idam-idamkan demi terjaminnya Demokrasi yang adil, langsung dan jujur.

Apa yang terjadi pada keponakan Prabowo tidak bisa dibiarkan begitu saja. Kita harus segera menyoroti kasus tersebut. Bawaslu khususnya harus siap menindak setiap serangan politik melalui fisik karena itu termasuk pelanggaran Pilkada yang Serius.

Kita juga masyarakat Indonesia harus bisa menghargai setiap pasangan calon yang ada seperti kita menghargai diri sendiri. Tanpa saling menghargai maka akan hancurlah Demokrasi dan kehidupan kita sebagai sebuah bangsa dan negara.

Ayo kita beralih pada politik yang damai dan beradu gagasan satu dengan lainnya. Jangan pernah bermain curang dan hanya mementingkan kemenangan semata dengan cara-cara yang negatif dan menyedihkan.

Semoga saja, ini jadi pelajaran buat kita dan penyelenggara pemilu harus siap sedia menindak pelanggaran seperti ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline