Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengungkapkan sejumlah hal yang akan ia lakukan bila menjadi Presiden RI. Hal itu diungkapkan Ahok di kanal Youtube Butet Kartaredjasa.
Peluang Ahok untuk menjadi presiden dinilai sebagian pengamat memang terbuka. Namun melihat rekam jejak Ahok di masa lalu, Ahok sedang mengganyang asap menjadi Presiden Indonesia.
Ahok dikabarkan jika jadi Presiden akan membuka amnesti bagi para pengemplang pajak hingga pelaku korupsi. Kedua, Ahok akan memperbaiki gaji para pejabat negara. Ahok juga mencontohkan, masyarakat harus punya jaminan pendidikan, kesehatan hingga perumahan dan pengusaha kecil dan menengah bisa naik kelas jadi pengusaha besar.
Ternyata, "Saya hanya bisa menjadi presiden direktur," kata Ahok dibarengi tawa (CNN Indonesia.com, 19/10).
Wajar saja bila Ahok seperti itu, soalnya dia sudah mengetahui dirinya sudah pernah terjerat kasus hukum dan itu jadi penghalang untuk jadi Presiden Indonesia. Bukan itu saja, politik Indonesia pun masih sering diwarnai dengan politik identitas dan politik SARA.
Ini adalah masalah serius bagi demokrasi dan perpolitikan di Indonesia. Andai politik Indonesia benar-benar bebas dan bersih dari politik identitas dan SARA maka siapa saja akan bisa menjadi presiden RI.
Tapi, kerja keras kita menghilangkan politik SARA dan identitas itu belum berhasil dan pasti akan sulit berhasil bila tidak ada niatan dari 260 juta rakyat Indonesia melawan hal tersebut.
Wajar saja bila Ahok becandaan dan berhumor bahwa dia akan jadi Presiden Direktur. Presiden Direktur tentu sangat bisa karena itu bukan jabatan politik dan siapa saja bisa menjadi Presiden Direktur.
Kalau jadi Presiden Direktur sangat mungkin Ahok memberikan banyak perubahan di perusahaan negara maupun swasta berkat pengalaman dan ketegasannya tersebut.
Mungkin, kita yang membaca berita guyonan Ahok akan terkejut karena Ahok ingin jadi Presiden padahal maksudnya jadi Presiden Direktur bukan Presiden RI. Hehehe.
Ya, sudahlah, sesekali kita disuguhkan dengan guyonan Ahok agar menambah imun tubuh di tengah Pandemi Covid-19. Kalau begitu, kita akan makin semangat dalam bekerja meski di tengah Pandemi.