Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Gatot Nurmantyo Angkat Bicara Soal Pengesahan UU Cipta Kerja

Diperbarui: 9 Oktober 2020   11:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau KAMI Jenderal (Purn) TNI Gatot Nurmantyo menilai Presiden Jokowi seharusnya tidak menghindari gelombang demonstrasi menolak UU Cipta Kerja.

"Aksi yang terjadi sesungguhnya merupakan akibat dari keputusan DPR dan Presiden yang abai dan tidak memperhatikan aspirasi buruh, kampus, para guru besar," ucap Gatot Nurmantyo dilansir dari JPNN.com, 9/10.

Pernyataan Gatot Nurmantyo tersebut, kalau secara dalam kita cermati adalah untuk membuka ruang dialog antara pemerintah dan masyarakat dan para buruh mengenai penolakan pengesahan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law.

Dialog itu adalah budaya kita bangsa Indonesia. Setiap menyelesaikan sebuah masalah, kita selalu berdialog antar sesama bangsa. Dalam penyusunan aturan-aturan hukum pun kita memakai cara-cara berdialog dalam menyepakati sesuatu hal.

Dalam menentukan sikap politik juga memakai musyawarah sebagaimana termaktub dalam sila ke-empat Pancasila, "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan". Itulah sebagai landasan kita untuk berdialog sebagai sebuah bangsa.

Pemerintah hendaknya tidak menggunakan pendekatan kekuasaan semata-mata tapi perlu menyerap aspirasi rakyatnya karena pemerintah lahir dari suara rakyat. Hal itu sangat penting karena ideologi Pancasila mengajarkan kita untuk berdialog sesama anak bangsa.

Lakukanlah upaya-upaya persuasif selama itu baik buat kita. Tidak ada kata lain, untuk meredakan sebuah konflik maka saatnya peran pemerintah sangat dibutuhkan seperti obat penenang agar kekondusifan terjadi.

Masyarakat itu butuh upaya tatap muka dari hati ke hati sehingga apa yang dimusyawarahkan dapat disepakati bersama. Ketika ada demonstrasi seperti ini berarti upaya berdialog maupun bermusyawarah tidak berjalan baik dan lancar. Oleh karena itu, mari belajar untuk lebih banyak berdialog daripada bekerja sendiri-sendiri.

Kalau pemerintah bersama DPR berdialog dan bermusyawarah dengan para buruh dan pihak terkait, tidak mungkin ada penolakan besar seperti ini.

Harapannya, tidak terulang lagi hal seperti itu kedepannya. Meski ada kepentingan, tetap kepentingan rakyat adalah yang utama. Mengundang banyak investor masuk ke Indonesia, tetap jangan mengorbankan nasib buruh kita. Itulah yang dibicarakan dalam dialog-dialog pemerintah dengan para buruh.

Pernyataan seorang Gatot Nurmantyo pun dapat kita istilahkan untuk menciptakan dialog-dialog demi mencapai kesepakatan tanpa menciptakan sebuah masalah baru. Kita berpikir positif atas pernyataan Gatot Nurmantyo. Jika itu baik dan dapat meredakan masalah, maka mengapa tidak kita jadikan sebuah masukan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline