Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Manuver Politik Arief Poyuono, Dukung Gatot Nurmantyo Jadi Capres 2024

Diperbarui: 27 September 2020   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: JPNN.com

Mantan wakil Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus politikus partai Gerindra, Arief Poyuono menyampaikan dukungan untuk Gatot Nurmantyo sebagai calon Presiden di Pilpres 2024. "Saya akan dukung dan berjuang untuk Pak Gatot Nurmantyo jadi Presiden di Pilpres 2024," kata Arief kepada JPNN.com, 25/9. 

Namun ada syarat yang diberikan Arief Poyuono yaitu Gatot Nurmantyo harus sabar dan mulai turun ke rakyat dengan membantu masyarakat saat Pandemi Covid-19," lanjut Arief.

Manuver politik

Setelah tidak masuk lagi dalam jajaran pengurus partai Gerindra yang baru, Arief Poyuono sepertinya memberikan manuver politik dengan memberikan dukungan untuk Gatot Nurmantyo sebagai capres 2024. Padahal, bisa diduga bahwasannya andai Poyuono masih masuk dalam jajaran pengurus, pasti tidak akan mendukung Gatot Nurmantyo.

Dapat dikatakan inilah manuver politik seorang Poyuono. Kita pasti berpikir, kenapa tidak Pak Prabowo saja yang didukung?. Bukankah Poyuono masih kader biasa Gerindra, harusnya Ketua Umumnya yang didukung. Itulah yang terbesit dalam pikiran kita. Tapi, kenyataannya berbeda, Poyuono mendukung Gatot Nurmantyo sebagai capres pemilu 2024. Tentu ini bertentangan dengan keinginan partai bila suatu saat keputusan Partai Gerindra mencalonkan Prabowo Subianto sebagai capres.

Dari kondisi itu pula, tidak ada alasan yang jelas mengapa Poyuono ingin mendukung Gatot Nurmantyo sebagai capres 2024, padahal kita tahu sosok Gatot Nurmantyo hanya seorang mantan panglima TNI dan belum pernah punya track record memimpin di daerah maupun di pemerintahan. Masih diragukan gaya kepemimpinan, integritas sebagai pemimpin Indonesia kedepan.

Dan, baru-baru ini Gatot Nurmantyo mengeluarkan pernyataan bahwa beliau diganti sebagai panglima TNI karena menonton film G30S/PKI. Dari pernyataan beliau itu saja sangat tidak masuk akal. Apa pula hubungan menonton film G30S/PKI dengan pergantian beliau sebagai panglima TNI. Toh juga pergantian panglima TNI kewenangan Presiden dan tentunya melihat kondisi yang ada, yaitu bila sudah mencapai batas usia pensiun maka layak diganti dan bila kinerjanya kurang bagus maka layak juga diganti. Itulah hal yang dilihat bukan hal politis seperti itu.

Sebab itu, Gatot Nurmantyo memberikan pernyataan kontroversi seperti itu, belum tentu dianggap baik oleh masyarakat meski ada dugaan pernyataan itu sebagai bentuk menaikkan elektabilitas seorang Gatot Nurmantyo.

Bagi penulis tidak ada sangkut-pautnya dengan hal tersebut. Yang pasti masyarakat tidak sepakat dan menganggap aneh pernyataan beliau itu. Kalau mau maju di Pilpres 2024 tidak ada masalah karena itu hak seluruh bangsa Indonesia. Tapi, masyarakat akan melihat apakah seorang Gatot cocok jadi pemimpin selanjutnya atau tidak. Apalagi Gatot Nurmantyo harus mencari dukungan partai untuk melenggangkan keinginan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline