Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Sikap Aneh Said Didu, Bos Djarum Tolak PSBB, Said Didu Buang Rokok Djarum

Diperbarui: 13 September 2020   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pojoksatu.id

Baru-baru ini beredar pemberitaan mengenai surat Bos Djarum Robert Budi Hartono menyurati Presiden Jokowi terkait rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerapkan PSBB ketat dimulai 14 September 2020.

Diberitakan bahwa Budi Hartono menuliskan bahwa keputusan untuk memberlakukan PSBB kembali itu tidak tepat.

Karena surat tersebut, Said Didu melalui akun Twitter-nya @msaid_didu membagikan foto bungkusan rokok Djarum Super ke tong sampah.

"Pengumuman: Demi dukacita saya para korban Covid-19, atas protes pemilik Djarum terhadap kebijakan selamatkan nyawa rakyat Indonesia, setelah 35 tahun saya merokok Djarum Super, saat ini saya nyatakan Berhenti merokok Djarum Super. Selamat tinggal," kata Said Didu dilansir dari Pojoksatu.id, 13/9.

Aneh

Jujur saja, penulis merasa aneh melihat Said Didu saat mencuit pernyataan seperti itu. Apa hubungannya, penolakan PSBB bos Djarum dengan buang rokok Djarum dan tidak mengonsumsi rokok Djarum lagi?.

Hak semua orang sebenarnya bersuara dan mengkritik pemerintah. Jadi, tak masalah juga kalau bos Djarum menyampaikan keluh kesah dan ketidaksepahaman beliau terkait PSBB itu. Itu hak demokrasi semua orang.

Ketika Pak Said memampangkan buang rokok Djarum karena penolakan bos Djarum terkait PSBB bagi saya memang aneh. Dapat dikatakan tidak bijak juga.

Lagipula, mau mengonsumsi rokok Djarum ataupun tidak sebenarnya tidak masalah bagi bos Djarum karena konsumen rokok Djarum juga banyak bukan hanya Said Didu.

Tapi, sikapnya sangat aneh sekali. Kalau boleh penulis katakan agak sedikit "lebay" memamerkan buang rokok Djarum.

Pro kontra atas PSBB Anies Baswedan ini alangkah baiknya kita sikapi dengan baik, bijak dan bisa menerima segala masukan yang ada. Bagaimanapun kontranya kita terhadap kritik orang lain, tapi jadikan itu sebagai batu loncatan untuk lebih baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline