Pernyataan Puan Maharani waktu lalu "semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila" dapat menjadi blunder bagi pasangan yang diusung PDIP.
PDIP dikabarkan mengusung Mulyadi dan Ali Mukhni sebagai calon Gubernur dan calon wakil Gubernur Sumatera Barat.
Kata pakar politik dan hukum dari Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam menilai pernyataan Puan Maharani akan berdampak merugikan jagoannya.
"Jelas bisa mengurungkan niat masyarakat Sumbar dalam upaya mendukung dan memilih Mulyadi-Ali Mukhni. Justru pernyataan Puan tersebut bisa menyulut kemarahan warga Sumbar yang dianggap selama ini tidak mendukung Pancasila," ujar Saiful Anam dilansir dari JPNN.com, 3/9.
Blunder
Apa yang disampaikan oleh Puan Maharani tersebut sangat mungkin akan jadi blunder pada pasangan calon yang diusung mereka.
Bukan tidak mungkin, kemarahan masyarakat Sumbar akan membuat masyarakat tidak memilih atau enggan memilih pasangan yang diusung PDIP tadi.
Tentu ini akan sangat merugikan sekali. Kepercayaan masyarakat Sumbar terhadap pasangan calon yang diusung PDIP semakin tipis bahkan habis sehingga akan mengalami kekalahan lagi di Sumbar.
Bisa jadi keinginan PDIP untuk menguasai Sumbar akan semakin panjang dan semakin sedikit peluang itu.
Inilah bisa dikatakan manuver politik yang gagal. Kalau kita cermati bahwasannya ada niatan Puan Maharani di pernyataannya tersebut agar masyarakat Sumbar memilih pasangan calon yang diusung PDIP, namun ketika dimaknai lain, maka kemarahan itu malah datang menyerang PDIP.
Karena itulah, dalam hal berpolitik juga perlu kehati-hatian agar tidak terjerembab pada kekalahan. Bermanuver itu sah saja dalam politik tapi dilihat juga dampak baik dan buruknya. Ketika salah bermanuver bisa jadi fatal.