Ketua Umum Partai Amanat Nasional atau PAN Zulkifli Hasan sepertinya gerah dengan pihak yang hanya bisa mengkritik dan memaki. Hal itu disampaikan beliau saat pidato HUT ke-22 PAN.
"Karena kita sudah dewasa, kita harus ambil tanggungjawab, sebagaimana disampaikan Mas Tris (Soetrisno Bachir) dan Pak Hatta (Hatta Rajasa) tadi, kita tidak cukup hanya mengkritik, memaki-maki dan protes saja. Tidak cukup saudara-saudara," kata Zulhas dilansir dari Sindonews.com,24/8.
Apa yang harus dilakukan?
Berdasar atas pernyataan Zulhas tersebut, yang harus kita lakukan adalah bekerja dan aksi nyata. Kritik hanya omongan dan tidak bisa memberikan perubahan. Tetapi, aksi dari apa yang kita omongkan itulah nilai terbesar.
Saat ini terlalu sering kita mengkritik tanpa ada saringan, sampai berujung pada caci maki. Itu sangat berbahaya bagi demokrasi kita. Belum lagi ada pihak pandai sekali mengkritik tapi ketika di sudah di lapangan, maka apa yang diucapkan tidak bisa direalisasikan.
Itulah yang sering terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Sangat diharapkan kita turut serta memberi perubahan dan bukan hanya pemerintah saja. Semua ikut menunjukkan aksi nyata dari apa yang kita suarakan maupun ide-ide yang kita punya. Itu penting.
Lebih berharga ada aksi nyata dibandingkan hanya mengkritik dan mengkritik. Untuk memperbaiki negeri ini, tidak bisa hanya digantungkan pada seorang Presiden dan menteri serta pejabat pemerintahan lainnya.
Indonesia sangat luas, penduduknya pun mencapai sekitar 260 juta. Mana mungkin hanya beberapa orang saja mengurusi negeri ini.
Tentu peran kita sangat diharapkan. Para politisi pun harus ikut serta bukan hanya politisi dalam koalisi pemerintah maupun oposisi.
Andai hal itu terjadi, pasti kita makin baik. Proses pemerintahan akan makin berkembang dan makin maju kedepannya. Tapi sampai sekarang, banyak pengkritik tapi belum memberikan kinerja yang baik dan aksi nyata.
Karena itu, kita belum bisa maju dan sejahtera. Apa yang disampaikan Zulhas itu patut jadi evaluasi dan perenungan buat kita bahwa penting mengkritik dengan aksi nyata.