Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Rekonsiliasi Jokowi Kepada Fahri Hamzah dan Fadli Zon Berupa Penghargaan

Diperbarui: 11 Agustus 2020   18:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: detik.com

Hangat diperbincangkan di media online mengenai pemberian penghargaan Bintang Mahaputra Nararya kepada kedua tokoh politik Fadli Zon dan Fahri Hamzah oleh Presiden Jokowi saat peringatan HUT ke-75 RI.

Ada juga pro dan kontra mengenai pemberian penghargaan ini. Ada yang mempertanyakan dan ada pula yang tidak mempermasalahkan itu.

Kali ini, Juru Bicara Gerindra Habiburrokhman menyampaikan di kompleks gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta,"Saya pikir bagus ya, kita ini sekarang mendorong rekonsiliasi nasional. Kita jangan ini lagi, keterbelahan, jangan berkutat pada keterbelahan politik" dilansir dari detik.com, 11/8.

Atas pernyataan diatas, dapat kita simpulkan bahwa rekonsiliasi itu merupakan perbuatan memulihkan hubungan persahabatan pada keadaan semula.

Waktu lalu kita ingat bagaimana gencarnya kritikan seorang Fahri Hamzah dan Fadli Zon kepada Presiden Jokowi maupun pemerintah saat kampanye pemilu 2019 lalu.

Sampai selesai pemilu pun masih keluar kritikan tersebut tanpa henti. Sekarang, semua sudah berlalu dan saatnya berdamai serta tidak lagi berseteru.

Akan tetapi, sinyal negatif pun dirasakan bila pemberian penghargaan tersebut sebagai wujud rekonsiliasi. Soalnya, Fahri Hamzah dan Fadli Zon bisa jadi makin biasa-biasa saja mengkritik pemerintah. Tidak lagi vokal dan keras seperti zaman pemilu kemarin.

Bahkan ada pendapat bahwa beberapa bulan di tahun 2020 ini seorang Fadli Zon dan Fahri Hamzah sudah tidak lagi vokal dan sering mengkritik pemerintah atau Presiden Jokowi.

Apalagi ditambah partai Gelora yang waktu lalu datang ke istana negara bertemu Presiden Jokowi disinyalir sebagai bentuk diamnya seorang Fahri Hamzah dalam mengkritik pemerintah.

Padahal sebenarnya, seorang Fahri Hamzah tidak lagi duduk di DPR, karena itu sangat mungkin sebagai sebab beliau tidak terlalu sering dan keharusan mengkritik pemerintah. Ditambah, partai Gelora perlu pembenahan lebih dalam dan lebih baik dalam mengarungi pemilu 2024 mendatang.

Tentu ada pengaruh kritik Fahri Hamzah yang makin jarang karena sebagai wakil ketua Umum Partai Gelora mewajibkan beliau fokus pada pembenahan dan konsolidasi partai Gelora.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline