Penangkapan Djoko Tjandra dari Malaysia ke Indonesia diberitakan ada peran dari Presiden Jokowi yang memerintah untuk mencari Djoko Tjandra.
"Bapak Presiden memerintahkan untuk mencari keberadaan Djoko Tjandra dimanapun berada dan segera untuk dituntaskan," kata Kabareskrim Listyo dilansir dari Tempo.co, 30/7/2020.
Dengan keterangan itu, berarti keinginan Presiden Jokowi agar kasus ini tidak berlarut-larut lagi. Sudah sejak lama Djoko Tjandra kabur tapi era pemerintahan sebelumnya belum mampu menangkap seorang Djoko Tjandra.
Hal itu berarti Presiden Jokowi mempunyai keinginan kuat untuk menegakkan hukum atas tindak pidana korupsi di Indonesia.
Belakangan ini, banyak kritik masuk bahwa Presiden diduga tidak serius memberantas korupsi. Akan tetapi, hal itu dijawab dengan sebuah kepastian Djoko Tjandra tertangkap.
Tentu, masih ada lagi yang ditagih masyarakat, aktivis antikorupsi dan para pengamat juga untuk menangkap seorang Harun Masiku yang juga lari entah kemana.
Sudah sering sekali memang pernyataan-pernyataan agar Presiden benar-benar serius memberantas korupsi di Indonesia dengan berhasil menangkap sejumlah buron.
Tak cukup tentunya hanya di Djoko Tjandra saja, sebab masih ada lagi buron yang belum ditemukan. Sebab itu, teruslah pemerintah untuk bekerja keras meyakinkan masyarakat bahwa Presiden bersama jajarannya serius memberantas korupsi di Indonesia.
Satu per satu buron harus ditangkap. Kemarin, Maria Lumowa sudah ditangkap, selanjutnya Djoko Tjandra dan selanjutnya lagi Harun Masiku juga diminta untuk ditangkap.
Apakah pemerintah sanggup?. Tentu pemerintah sanggup asal mau serius dan bekerja keras menemukan titik keberadaan buron tersebut.
Kalau hanya didiami saja, maka tak ada hasil. Jika ada keseriusan dan kemauan, maka apapun akan bisa dilaksanakan. Haha seorang Harun Masiku adalah soal gampang buat seorang Presiden maupun penegak hukum kita asal mau untuk serius dan siap menjalankan tugas menangkapnya.