Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Akhirnya Pasha Kena Tegur Mendagri, Akankah Berubah?

Diperbarui: 31 Juli 2020   13:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Muslimin Abbas/detik.com

Kemarin hangat diperbincangkan mengenai sosok wakil Walikota Palu Pasha "Ungu" yang  mewarnai rambutnya pirang dan menjadi komentar para warganet atau netizen dan berbagai pihak.

Waktu lalu dikabarkan bahwa tidak ada aturan di Undang-undang pelarangan rambut kepala daerah diwarnai begitu nyentrik. Namun ternyata, Mendagri Tito Karnavian memberikan teguran juga kepada Pasha atas gaya rambut pirang tersebut.

"Belum ada aturannya, tapi sebaiknya sebagai pejabat negara memberikan contoh etika yang baik," kata Tito kepada wartawan di kantor Kemendagri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, dilansir dari detik.com, 31/7/2020.

" Saya paham mungkin beliau (Pasha) dari latar belakang seni, jiwa beliau itu. Tapi kan beliau juga harus bisa menempatkan antara sebagai seniman dengan sebagai birokrat yang memiliki kode etik, kultur tersendiri sebagai birokrat,"lanjut Mendagri.

Dengan adanya teguran itu, apakah Pasha akan berubah? Namanya orang yang ingin berubah, tentu harus dari hati dan kesadaran pribadi itu. 

Kalau tidak ada kesadaran, maka percuma saja akan tidak ada artinya teguran tersebut. Kesadaran dan saling memahami itu yang penting.

Kalau seandainya Pasha memahami jabatannya bukan jabatan seperti seorang entertainer harusnya beliau bisa paham dan mengerti teguran dari Mendagri tersebut.

Bagaimanapun teguran itu harus bisa dijadikan cara untuk berubah dan semakin baik. Penampilan seorang pejabat itu sangat dinilai dan dilihat oleh rakyatnya. Sebab itu, seorang Pasha harus mengerti teguran itu sebagai sebuah kebaikan baginya dan rakyatnya.

Tidak bisa juga jiwa entertainer atau seniman terus melekat ketika profesi yang berbeda sudah disandang. Tentu ada etika-etika yang berbeda setiap kita mengambil berbagai profesi.

Oleh sebab itulah, tak salah bila Pasha harusnya tidak menampilkan rambut seperti itu meski tak ada aturan yang melarang. Ini masalah etika yang dilihat oleh rakyat.

Selama ini, rakyat tidak pernah melihat kepala daerah yang nyentrik dengan gaya rambut pirang dan lainnya. Rakyat tahunya kepala daerah itu berpakaian rapi, baju yang rapi, rambut yang natural hitam ataupun putih karena sudah tua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline