Entah mengapa PDIP dan partai Demokrat seperti ada pertarungan sengit dan perdebatan hangat beberapa hari ini, padahal mereka berkoalisi di beberapa daerah.
Kita sudah tahu bagaimana perdebatan hangat diantara PDIP dan Demokrat soal membelotnya Akhyar Nasution ke partai Demokrat yang dulunya PDIP karena ingin mengikuti pilwalkot Medan.
Dalam sebuah pemberitaan disiarkan berbagai pernyataan Djarot Saiful Hidayat sebagai Ketua DPP bidang ideologi dan kaderisasi partai dengan partai Demokrat hanya karena soal Akhyar. Kedua partai saling jawab melalui politisi masing-masing.
Ternyata oh ternyata kedua partai tersebut berkoalisi di beberapa daerah yaitu, Mamuju Sulawesi Barat, Bangka Selatan, Belitung Timur (Kepulauan Bangka Belitung).
Kata Ketua DPP Partai Demokrat Didik Mukrianto, Demokrat juga membuka peluang koalisi dengan PDIP di luar tiga wilayah tersebut. Ia menilai semua partai pasti memiliki cara pandang bahwa koalisi merupakan keniscayaan dalam sebuah kompetisi politik. Sebab, membangun daerah dan negara tak bisa dilakukan secara sendirian dilansir dari CNN Indonesia.com, 27/7/2020.
Dengan kondisi itu, maka dapat kita cermati hal-hal menarik dari sebuah perpolitikan di Indonesia. Tidak ada yang tak mungkin ternyata berlaku.
Di pusat kita tahu sendiri bagaimana sulitnya Demokrat berkoalisi dengan PDIP. Dibuktikan saat AHY yang digadang-gadang akan jadi bagian dari kabinet Indonesia Maju ternyata tidak pernah terjadi.
Masih ada isu-isu lama terkait masalah antara Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono di masa lampau. Tetapi berbeda di pilkada tahun ini. Masalah tersebut tidak berlaku, yang penting adalah sebuah koalisi demi sebuah kepentingan politik.
Kalau penulis pribadi, jika masalah antara PDIP dan Demokrat masih ada, tak salah juga tak berkoalisi di pilkada serentak tahun ini. Toh juga banyak partai yang bisa diajak berkoalisi agar sekaligus PDIP dan Demokrat tidak bisa bersatu.
Akan tetapi, politik itu sudah sangat jelas tidak mengenal kawan dan lawan. Jika memiliki kepentingan dan visi misi yang sama, mengapa tidak kalau berkoalisi saja. Itulah yang terjadi.
Kita pun semakin tahu tentang politik melihat realita yang ada. Di pusat saja Demokrat sulit masuk koalisi PDIP tapi di daerah tidaklah demikian.