Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Gibran dan AHY, Apakah Pemimpin yang Disiapkan atau Dipaksakan?

Diperbarui: 27 Juli 2020   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gibran Rakabuming Raka berjabat tangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono | Sumber: Biro Pers/Laily Rachev

Regenerasi merupakan sesuatu yang penting dalam sebuah negara, sebab regenerasi itu melahirkan pemimpin-pemimpin yang siap untuk memegang tongkat kepemimpinan sebuah negara kedepannya.

Kalau tidak ada regenerasi, mau ke mana arah pemerintahan negara Indonesia ini? Sebab itu, dari sekarang kita harus mencari bibit-bibit muda calon pemimpin negara.

Terkait itu, peningkatan elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan partai Demokrat pada survei nasional yang dirilis Indikator Juli 2020 menunjukkan kian dinamisnya arah politik ke depan. Demokrat pun percaya bahwa pemimpin harus disiapkan, bukan dipaksakan dilansir dari Sindonews, 25/7/2020.

Dengan demikian, tepat memang pernyataan tersebut bahwa regenerasi itu adalah mempersiapkan seorang pemimpin calon generasi penerus bangsa dan negara.

Seorang pemimpin itu memang harus dipersiapkan sejak dini dan jangan dipaksakan demi kepentingan politik semata karena hasilnya akan buruk ke depan.

Itulah sebabnya seorang Gibran Rakabuming ingin ikut pilwalkot Solo sebagai bentuk regenerasi pemimpin ke depan tentunya. Kalau tidak begitu, siapa lagi yang memegang tampuk kepemimpinan Indonesia kedepan kalau tidak generasi muda.

Keikutsertaan Gibran dalam pilwalkot Solo adalah jawaban dari pemimpin yang dipersiapkan dan tidak dipaksakan. 

Begitu juga seorang AHY yang dipersiapkan juga meski harus mengundurkan diri beberapa tahun lalu sebagai seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan masuk politik.

Sekarang AHY sudah jadi Ketua Umum Partai Demokrat menggantikan ayahnya SBY. Dan, digadang-gadang juga sebagai calon Presiden tahun 2024, tapi tak tahu juga apakah presidential threshold Demokrat mencukupi atau harus cari koalisi dulu.

Kedua orang muda seperti Gibran dan AHY adalah sosok pemimpin yang dipersiapkan sejak dini. Cuma, apakah mereka nantinya akan ada pencitraan atau kepemimpinan dramatis sebagaimana kata Kepala Balitbang DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra.

"Masyarakat sudah bosan dengan kepemimpinan dramatis dan pencitraan. (Bukan pula dengan) Aksi marah-marah, nangis-nangis, dan lempar tanggung jawab," kata Herzaky dilansir dari sindonews.com.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline