Begitu menyedihkan memang ketika negara kita Indonesia ini masih dirundung Pandemi Covid-19. Padahal negara lain seperti Eropa, Asia dan Amerika sudah banyak yang aktif beraktivitas, tetap menggunakan protokol kesehatan dan tidak lagi mengabarkan kasus terinfeksi Covid-19 dan kematian disebabkan virus Corona.
Pada intinya, kalau kita lihat saja olahraga sepakbola di Eropa sudah digelar tanpa penonton, sedangkan kita saja belum ada gelaran olahraga tanpa penonton. Distop semuanya.
Ada juga dunia pendidikan seperti sekolah kembali dibuka dan proses belajar mengajar telah aktif kembali.
Menyedihkan sekali ketika kasus terinfeksi virus Corona meningkat sampai ribuan orang per hari. Kalau tidak segera dihentikan, maka akan begitu-begitu saja.
Berbagai jurus sudah dilakukan pemerintah pusat dan daerah tetapi belum efektif sepertinya.
Waktu lalu diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di Indonesia berdasarkan persetujuan Menteri Kesehatan. Ada pula larangan mudik lebaran. Banyak kendaraan yang berusaha mudik disuruh putar balik.
Sekitar Rp. 75 triliun digelontorkan untuk bidang kesehatan meliputi perlindungan tenaga kesehatan, pembelian alat pelindung diri, insentif tenaga kesehatan dan lainnya, tetapi tetap saja dampaknya belum terasa.
Jadi, jurus apa yang ampuh dan harus dibuat oleh pemerintah?. Sudah banyak jurus dari edukasi dan sosialisasi PSBB, penggelontoran dana, pelarangan-pelarangan hingga melibatkan polisi dan TNI untuk menjaga agar masyarakat tetap patuh protokol kesehatan.
Tapi, apa mau dikata masyarakat banyak sekali yang ngeyel. Disuruh pakai masker saja sulit. Ada pemberitaan mengenai penyebaran Covid-19 makin merebak karena banyaknya masyarakat tidak pakai masker.
Karena itu, jurus apapun yang digunakan kalau masyarakat saja ngeyel, kita juga yang susah. Harapannya, hindarkan dulu ego sektoral masyarakat. Hindarkan kengeyelan yang ada agar Pandemi ini segera berakhir.
Ingat, jurus apapun yang dilakukan pemerintah akan sia-sia saja jika masyarakat tidak bisa diajak kompromi.