Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Waspada Daging Babi "Berbulu Sapi" Beredar di Pasar

Diperbarui: 13 Mei 2020   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Antara Foto/Asep Fathulrahman

Pada saat Pandemi Covid-19 ini, tak jarang ditemui banyaknya aksi kriminalitas. Bukan hanya di jalanan saja seperti begal, perampokan dan pencurian, tetapi ada juga aksi kejahatan terhadap konsumen.

Ya, sebelumnya Polresta Bandung mengamankan empat pelaku pengedar daging babi yang dijual seolah-olah daging sapi di wilayah Kabupaten Bandung. Selama setahun mereka menjual dan mengedarkan 63 ton daging palsu.

Penyulapan daging sapi tersebut dengan menggunakan boraks. Awalnya, T dan M membeli daging babi seharga Rp. 45.000 per kilogram dari Solo, lalu dijual seharga Rp. 60.000 di tingkat bandar, dilansir dari CNN Indonesia, 13/5/2020.

Tindak tegas

Apalagi menjelang hari Raya IdulFitri atau Lebaran, memang sering sekali dimanfaatkan oknum pelaku kejahatan untuk mengambil untung semata. Pasalnya, kebutuhan akan daging memang akan semakin meningkat karena hari Lebaran yang akan segera tiba.

Menjadi kebiasaan juga ketika berkunjung ke rumah sanak saudara akan dijamu dengan olahan daging.

Dengan meningkatnya permintaan akan daging sapi membuat oknum itu memanfaatkannya untuk keuntungan. Daripada ribet, diambillah langkah cepat dengan menyulap daging babi menjadi daging sapi.

Ketika sudah disulap, pastinya banyak keuntungan, bila kita lihat dari segi harga kan berbeda antara daging babi dan daging sapi. Dibeli oknum penjahat daging babi, tetapi dijual seharga daging sapi. Ini tak bisa dibiarkan begitu saja. Akan banyak masyarakat yang mengalami kerugian dari segi materiil maupun kesehatan.

Apalagi dikatakan tadi daging babi disulap dengan menggunakan boraks yang merupakan  bahan kimia berbahaya bagi tubuh manusia.

Pihak kepolisian harus cepat dan tepat menindak para pelaku. Bukan tidak mungkin hal serupa terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Semakin cepat melakukan tindakan maka akan semakin baik. Masyarakat tidak gelisah dan merasa cemas karena adanya penipuan terhadap konsumen. Bisa jadi hal itu akan mengakibatkan dua hal terburuk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline