Pandemi Covid-19 ternyata dapat menambah keburukan, keprihatinan dan kesedihan bagi seluruh rakyat di dunia terutama Indonesia. Ternyata, Pandemi Covid-19 bukan hanya menyebabkan perekonomian terpuruk kesehatan terganggu dan banyak masyarakat menderita, ada yang mau jual ginjal, bunuh diri dan melakukan aksi kriminalitas.
Tetapi, Pandemi juga berakibat pada keputusasaan dan frustasi bagi karyawan yang kena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) maupun dirumahkan menjadi terpapar paham radikal atau terorisme.
Dilansir dari mediaindonesia.com, 3/5/2020, pengamat terorisme dari Universitas Indonesia, Ridwan Habib mengingatkan bahwa korban PHK akibat Pandemi Covid-19 rentan bergabung dengan kelompok teroris. Menurutnya, ada dua faktor pemicu seseorang bergabung dengan kelompok teroris, yakni perasaan dendam dan putus asa.
Dalam situasi Pandemi Covid-19 ini, Ridwan menekankan banyak diantara korban PHK yang merasa frustasi karena kesulitan dalam masalah ekonomi. Mereka yang merasa marah dengan pemerintah, negara maupun perusahaan yang memecatnya akan memiliki psikologi yang rapuh.
Mewaspadai
Pendapat dari pengamat terorisme tadi patut menjadi perhatian pemerintah dan seluruh masyarakat agar lebih mewaspadai segala kemungkinan yang ada. Kita tahu beragam berita akhir-akhir ini memberitakan pihak kepolisian menangkap terduga teroris.
Dan, itu menjadi berita yang hangat diperbincangkan di berbagai media online. Sangat memungkinkan para karyawan yang di PHK dan dirumahkan memilih jalan menjadi anggota teroris.
Mengapa demikian?. Hal itu dikarenakan kefrustasian tadi. Bayangkan saja, kalau orang frustasi, tidak ada hal baik yang dipikirkan. Orang frustasi akan memilih jalan apapun untuk mendapatkan keinginannya.
Coba kita bayangkan, di tengah Pandemi Covid-19 ini banyak masyarakat kesusahan. Untuk makan dan minum saja sulit, karena pekerjaan sudah tidak ada. Bahan sembako hasil bansos pun masih ada tidak tersalurkan dengan baik.
Pandemi ini kurang lebih sudah dua bulan belum berakhir juga. Bagaimana nasib rakyat?. Yang terjadi adalah kelaparan dan kefrustasian tadi. Karena itu, timbul niat berbuat kejahatan.
Paham radikalisme ekstrem pun sangat rentan masuk ke dalam pikiran masyarakat korban PHK, apalagi diiming-imingi uang dan kebutuhan lainnya. Wow, sudah pasti mau terjerat dalam paham radikalisme atau terorisme.