Entah apa yang terjadi dalam kehidupan kita ini. Di masa Pandemi Covid-19 masih ada pihak-pihak yang mengandalkan emosinya untuk melawan sebuah kebaikan.
Kemarin, ada aksi seseorang yang marah-marah kepada petugas ketika diingatkan untuk pakai masker. Kali ini, ada lagi pasien yang memukul perawat yang sudah merawatnya karena tak diizinkan pulang.
Dilansir dari Kompas.com, Seorang pasien virus Corona di RSUD Inche Abdoel Moeis, Samarinda memukul perawat yang hendak merawatnya pada Minggu (3/5/2020).
Diungkapkan Direktur RSUD IA Moeis, Syarifah Rahimah, "Dia sempat pukul (kontak fisik) dengan perawat kami tadi pagi. Saya tidak mau detail cara pemukulan tapi kondisi perawat kami tidak apa-apa".
Kurang berterimakasih
Penulis melihat kejadian ini merupakan salah satu dari ciri orang yang kurang berterimakasih. Sudah lelah dan capeknya para tenaga medis kita merawat pasien, malah dibalas dengan kekerasan.
Ini kemungkinan tepat dengan peribahasa, "Air Susu dibalas dengan Air Tuba". Kebaikan dibalas dengan kejahatan.
Dalam hal ini, perlu sebenarnya kita seluruh masyarakat Indonesia untuk saling menghormati dan menghargai setiap sesama bangsa kita.
Kita sedang mengalami kesulitan, kok malah dibalas kejahatan. Harusnya kita saling tolong menolong, pengertian dan menguatkan solidaritas kita sebagai sebuah bangsa. Bukan melakukan aksi kurang berterimakasih.
Pasien itupun dikabarkan belum sembuh, tapi kenapa harus ngeyel dan menolak dirawat sampai sembuh?. Kejadian ini semakin membuktikan rasa terimakasih kita masih kurang kepada tenaga medis.
Tenaga medis sebagai pahlawan kesehatan kenapa harus diperlakukan seperti itu? . Emosi mengalahkan segalanya. Emosi masyarakat membuat banyak kejadian menyedihkan terjadi, yakni penolakan tenaga medis kerumahnya atau kos dan penolakan pemakaman jenazah Covid-19.