Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Setelah Belva, Andi Taufan Pun Mundur, Pak Jokowi Salah Pilih?

Diperbarui: 24 April 2020   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kompas.com/Ambaranie Nadia

Setelah Belva Devara mundur dari Stafsus Presiden Jokowi, kini sosok Andi Taufan Garuda Putra pun memutuskan mundur dari Stafsus Presiden Jokowi.

Dilansir dari CNN Indonesia.com, 24/4/2020, berdasarkan surat dari staf Taufan bernama Derira Harahap, surat pengunduran diri itu telah dikirim ke Jokowi pada 17 April 2020 dan telah disetujui.

Alasan pengunduran dirinya adalah semata-mata dilandasi keinginan untuk mengabdi secara penuh kepada pemberdayaan ekonomi masyarakat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Tentu ini sangat mengejutkan, dalam satu bulan Stafsus milenial Jokowi harus mundur.  Tentu pekerjaan yang sudah diberikan Pak Jokowi selama ini akan terkendala dan tidak terurus sampai pemilihan Stafsus baru.

Tekanan publik

Saya mencermati, pengunduran diri Stafsus milenial Jokowi serta merta karena adanya tekanan publik yang begitu deras. Bayangkan saja, sosok Andi Taufan sangat dikritik habis-habisan, malah disuruh mundur.

Para kompasianer lainnya termasuk saya mengulas tentang tindakan Andi Taufan yang salah mengirim surat kepada para Camat di seluruh Indonesia agar mendukung relawan PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) dalam penanggulangan Covid-19. Bukan itu saja, surat itupun berkop Sekretariat Kabinet.

Tapi, saya pribadi menuliskan agar memaafkan Andi Taufan dan memberikannya satu kesempatan lagi sebelum dipecat maupun mundur dari jabatannya. Akan tetapi, mau dikata apa, tekanan publik yang begitu deras dan kuat serta mendesaknya mundur bahkan bisa dikenai pasal tindak pidana korupsi, menjadi hal lain membuat Andi Taufan mundur. Begitulah saya mencermati dan melihat situasi ini.

Memang, tak bisa kita pungkiri bahwa tekanan publik begitu dahsyat. Serangan melalui media sosial, komentar di berbagai media online saya rasa sangat menyakitkan.

Ingatkah kita, bahwa Pak Yasonna Laoly pun sudah merasakan kejamnya komentar warganet di media sosial. Beliau berkata bahwa komentar terhadapnya tidak mencerminkan adab ketimuran.

Sebab itulah, saya beranggapan ada faktor tekanan publik yang membuat Andi Taufan mundur. Selain dari keinginan dirinya untuk lebih berbuat banyak kepada masyarakat terutama UMKM.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline