Sudah cukup banyak kritikan terkait arah kebijakan kartu Prakerja yang dinilai memang belum tepat sasaran. Sasarannya memang kepada masyarakat Indonesia, tetapi belum tentu tepat pada saudara-saudara kita yang memang membutuhkan kartu tersebut.
Sudah sangat banyak PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) saat ini, ada yang dirumahkan sementara dan ada pula kaum miskin, dimana keluarganya tidak bekerja juga.
Bagi saya, orang-orang inilah harus disasar terlebih dahulu, karena mereka yang sangat membutuhkan itu.
Terkait kartu Prakerja yang melalui pendaftaran online, saya sejenak berpikir juga, apakah semua masyarakat Indonesia mengerti mendaftarnya ya?. Apakah semua punya laptop atau handphone?. Atau apa semua punya uang pergi ke warung internet buat mendaftar kartu Prakerja?.
Di sini adalah persoalan teknisnya yang harus diambil solusi. Jangan pula orang yang sudah bekerja coba-coba daftar agar dapat tambahan uang jajan.
Di akun Facebook saya ada seorang teman membuat status begini bahwa dia iseng-iseng daftar kartu Prakerja, eh malah lulus tahap verifikasi dan lumayan buat tambahan uang jajan begitu singkat isi statusnya.
Sejenak, kita berpikir, kok seperti itu ya?. Masa kartu Prakerja untuk tambahan uang jajan, padahal ada masyarakat yang sangat membutuhkan.
KRITIKAN SOAL KARTU PRAKERJA
Dikabarkan melalui CNN Indonesia.com,20/4/2020, bahwa pemerintah pilih acak peserta kartu Prakerja, kalau begini memang kayak kuis berhadiah, melihat siapa yang beruntung aja.
Yang tidak beruntung coba lagi dilain hari. Padahal, sasaran kartu Prakerja jelas buat mereka yang kena PHK, pengangguran, dirumahkan dan kaum miskin dan lain sebagainya.
Disinilah, kritikan yang harus dijadikan masukan dan segera perbaiki sistem kartu Prakerja. Kalau saya melihat dari sisi tepat sasaran kartu itu cocok bagi mereka yang membutuhkan.