Tak dapat dimungkiri bahwa Pandemi virus Covid-19 atau Corona ini memang bukan hanya menyerang kesehatan manusia, tetapi juga perekonomian dan nasib dari pekerjaan seseorang, pendidikan yang terhambat serta banyak lagi masalah yang timbul.
Kali ini menyorot pemberitaan dari Inggris dimana di negara tersebut dikhawatirkan memicu kenaikan tingkat kemiskinan di Inggris.
Dilansir dari cnnindonesia.com, 5/4/2020, penguncian wilayah atau LockDown di Inggris membuat banyak warga harus mengalami pemutusan hubungan kerja dan kehilangan pekerjaan. Kata Kepala ekonomi Joseph Rowntree Foundation, Dave Innes dikutip dari AFP (5/4), " Risiko kemiskinan sangat tinggi bagi pekerja di sektor-sektor seperti perhotelan dan ritel yang cenderung mendapat upah rendah dan pekerjaan tidak aman".
Hal yang sama juga terjadi di negeri kita bagaimana di sejumlah daerah termasuk banyak yang di PHK akibat dari Pandemi ini. Rata-rata pemberitaan media menjelaskan hal tersebut. Memang sangat menyakitkan sekaligus menggetirkan.
Pandemi Covid-19 ini ternyata tidak serta-merta memakan korban akibat penyakit yang ditimbulkan si virus, tetapi juga banyak masalah yang silih berganti datang dalam kehidupan ini.
Kalau sudah di PHK, maka yang terjadi adalah kemiskinan datang dan akan menjadi beban buat negara itu sendiri.
NEGARA HARUS HADIR
Pasalnya, negara harus hadir dalam memperhatikan rakyatnya. Apalagi di Indonesia sesuai pembukaan UUD 1945 dinyatakan negara harus hadir dalam memberikan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.
Ini menjadi pekerjaan sangat berat. Belum lagi harus menggelontorkan dana dari APBN membantu mengobati dan merawat pasien positif Covid-19 atau Corona ini.
Pemerintah Indonesia memang sejak masuknya Pandemi ini ke Indonesia, negara sudah hadir dengan himbauan-himbauan pencegahan, penyediaan rumah sakit rujukan, penyediaan alat pelindung diri (APD).
Bukan itu saja, kebijakan pemberian kartu pra kerja, kartu sembako murah, PKH Keluarga Harapan dan lain sebagainya telah diberikan, tinggal menunggu realisasinya.