Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan Direktur Keuangan dan manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal menjadi Pelaksana Direktur Utama Garuda Indonesia menggantikan I Gusti Ngurah Askhara yang telah dipecat.
Dengan jabatan sementara sebelum terpilihnya Dirut yang baru, Pak Fuad diharapkan dapat memberikan setidaknya perubahan.
Jabatan Plt inipun dijadikan alat untuk mencegah namanya penyelundupan lainnya yang bisa saja terjadi.
Selain itu, menjadi Plt juga dapat membenahi keluhan para awak kabin yang mengkritik keras dan membongkar segala penyimpangan yang terjadi di tubuh Garuda selama ini.
Jabatan Plt bukan berarti hanya diam-diam saja, tetapi diberikan kebebasan dalam membenahi masalah di Garuda yang dicap memiliki masalah.
Dalam sebuah pemberitaan dilansir dari mediaindonesia.com, 6/12/2019, bahwa Sekjen IKAGI ( Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia) Jacqueline Tuwanakotta bahwa Kepemimpinan Ari Askhara sangat buruk, tidak profesional, terkesan otoriter dan tidak peka terhadap kondisi keuangan Garuda.
Nah, keluhan ini harus bisa dibenahi sedikit demi sedikit oleh Plt yang telah dihunjuk Menhub. Bertugas sebagai Plt bukan berarti tidak diberi kebebasan dalam menentukan sikap dan kebijakan.
Plt Garuda yang ditunjuk dapat pula memberikan kemampuan, integritas dan inovasinya dalam membenahi masalah di Garuda Indonesia ini agar tidak terulang.
Langkah Plt yang baik pun dapat diteruskan oleh Dirut baru nanti jika sudah terpilih.
Membaca keluhan dari awak kabin tadi, saya sendiri terkejut begitu buruknya manajemen di tubuh Garuda Indonesia. Sebagai jasa transportasi udara milik negara harusnya kualitas pelayanan, manajemen, pesawat terjaga karena merupakan perusahaan kebanggaan rakyat itu sendiri.
Pasti banyak pihak berharap Plt sekarang dapat mengemban tugas dengan baik saat ini. Jangan biarkan pengawasan dan manajemen buruk. Belajarlah dari apa yang terjadi dan menimpa mantan pimpinan mereka.