Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Fadli Zon Meragukan Nadiem dan Berkata Pendidikan Bukan Tempat Berjudi

Diperbarui: 15 November 2019   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Fadli Zon, detik.com/Tsarina

Mendikbud Nadiem Makarim memang tak habis-habisnya dicerca banyak kritik dan cenderung meragukan beliau memimpin Kemendikbud. 

Hal itu karena beliau adalah pendiri sekaligus bos Gojek yang merupakan perusahaan jasa transportasi yang dijadikan alat transportasi kebanggaan rakyat.

Kali ini, politisi Gerindra Fadli Zon mengkritik pemilihan Nadiem Makarim sebagai Mendikbud.

Dilansir dari detik.com, 7/11/2019, Fadli Zon mengatakan pemerintah, khususnya Mendikbud, bahwa pendidikan bukanlah tempat berjudi dan berspekulasi. Fadli meragukan Nadiem bisa memahami masalah yang terjadi di pendidikan kita. Hal itu karena rekam jejak Nadiem yang dipertanyakan dalam dunia pendidikan.

Dengan pernyataan itu menjadi tantangan buat Pak Nadiem agar menjawab kritikan dari Fadli Zon. Biasanya ketika seseorang ditantang, maka dia akan berani menjawab tantangan agar membungkam pengkritiknya.

Pak Nadiem Makarim, ayo bekerjalah sebagaimana bapak bisa menciptakan jasa transportasi publik yang sekarang menjadi primadona.

Jika perlu bapak melahirkan jasa pendidikan yang digandrungi oleh masyarakat. Pak Nadiem harus berinovasi dan berkreasi sebagaimana bisa menciptakan Gojek.

Di pendidikan kita ini butuh inovasi dan kreasi agar tidak monoton maupun lambat dalam proses mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan butuh gebrakan dan butuh gerakan perubahan. Tidak bisa hanya belajar di kelas dan pulang ke rumah. Harus ada juga aktivitas di luar kelas untuk membentuk karakter anak.

Perlu juga teknologi dalam pendidikan, tetapi teknologi bukan jadi didewakan. Tetap sekolah dan keluarga memiliki andil besar dalam pembentukan karakter anak didik.

Saya sudah memberikan satu contoh tadi bahwa aktivitas di luar kelas atau sekolah perlu dilakukan. Hal itu berupa anak-anak diajak misalnya bertemu dengan masyarakat yang berbeda suku, agama, ras dan antargolongan dengannya agar terjalin komunikasi yang baik dan terciptanya budaya saling memahami dan menghormati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline