Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Mengapa Ahok Dibenci?

Diperbarui: 14 November 2019   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Antara Foto/Nyoman Hendra Wibowo

Judul diatas adalah bentuk keprihatinan dan kesedihan ketika Ahok atau BTP banyak ditolak akibat ingin dijadikan salah satu pimpinan di BUMN.

Dalam tulisan kemarin, saya sudah memaparkan bahwa netizen banyak yang nyinyir dan kali ini ada salah seorang pimpinan organisasi masyarakat menegaskan penolakannya.

Dilansir dari CNN Indonesia.com, 14/11/2019, Wakil Ketua Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) Novel Bamukmin mengaku heran dengan Presiden Jokowi karena mempertimbangkan Ahok menjadi pejabat negara karena pernah tersandung kasus penistaan agama. Ahok dianggap sebagai produk gagal pejabat negara.

Dari pernyataan itu, sebenarnya sangat menyedihkan, mengapa harus Ahok yang ditolak habis-habisan. Padahal beliau sudah mempertanggungjawabkan perbuatannya. Beliau juga bukan koruptor.

Seakan-akan Ahok begitu dibenci masyarakat. Padahal banyak pekerjaannya yang baik dirasakan rakyat.

Kualifikasi menjadi pejabat pun tidak ada tertera bahwa mantan napi penista agama dilarang menjadi pimpinan BUMN.

Dimana kasih?

Sekarang kita berbicara hukum kasih. Apakah kita tidak tahu dan mengerti hukum kasih?.

Apakah ajaran agama tidak mengajari hukum kasih?. Saya yakin semua agama mengajari hukum kasih kepada setiap umatnya. Kasih itu mau menerima segala perbedaan dan mau memaafkan orang yang sudah mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Kasih itu murni, kasih itu tulus dan kasih itu selembut salju. Jika mengenal kasih, maka tidak ada penolakan besar-besaran terkait Ahok yang akan diberi jabatan di BUMN.

Kalau memang kinerjanya bagus, mengapa harus ditolak? Sedangkan napi koruptor waktu lalu yang dilarang untuk menjadi wakil rakyat saja memberontak akan aturan itu, tetapi Ahok tidak memberontak akibat penolakan itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline