Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Mari Bersimpati Bukan Emosi atas Peristiwa Penusukan Wiranto

Diperbarui: 11 Oktober 2019   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kompas.com

Masih belum habisnya kita meminta kepada aparat kepolisian agar juga menangkap jaringan teroris yang merupakan bagian dari pelaku Penusukan Menkopolhukam Wiranto. Pelaku memang sudah ditangkap, tetapi jaringannya masih akan tetap menyebar dimana-mana.

Itulah tugas aparat kepolisian dan masyarakat juga akan membantu terus dalam mencegah kembalinya peristiwa lanjutan. 

Nah, terkait dengan peristiwa itu, ada cuitan-cuitan yang dinilai kurang berkenan. Waktu lalu ada cuitan dari Hanum Rais yang membuat warganet marah dan ada pula akun menyebut bahwa peristiwa itu menambah defisit BPJS.

Dari cuitan-cuitan itu membuat kita jengkel sebenarnya. Apakah sebagian dari warga ini tidak lagi mempunyai simpati maupun empati terhadap sesamanya?. Mengapa berani dan tegas berkata demikian. Apakah mereka tidak punya rasa kasih, padahal kita satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa?.

Perilaku seperti itu harus kita putus. Tak bisa dibiarkan hal itu terjadi karena melukai rasa persaudaraan diantara kita. Apakah kebencian semakin merajai hati kita?. Tentu tidak. Hanya oknum-oknum itu saja mungkin bertahta kebencian dalam hatinya.

Selanjutnya, buat masyarakat lainnya perlu diajarkan dan dididik untuk menanamkan rasa kasih agar timbul sebuah simpati. Bagaimanapun bencinya terhadap seseorang, ketika dia tertimpa bencana, maka kita patut bersimpati. Kita harus bersedih ketika musibah datang melanda saudara kita.

Hilangkanlah segala iri, dendam dan dengki dalam hati kita agar negara ini semakin baik. Kita cinta bangsa dan negara ini. Oleh karena itu, jangan sampai semua kasus yang ada dikatakanlah "rekayasa maupun framing". 

Percayalah bahwa setiap kasus maupun musibah yang datang merupakan sesuatu yang nyata, sehingga kita patut bersimpati.

Untuk oknum maupun akun-akun yang mencuit kata-kata aneh tersebut harus dijernihkan pikiran dan hatinya. Jangan cepat berprasangka buruk terhadap seseorang. Tetapi cobalah positif.

Marilah membangun simpati dalam diri kita, bukan emosi. Tak ada salahnya bila kita berprasangka baik maupun berbuat baik. Yang salah adalah ketika kita berprasangka buruk dan bertindak negatif karena ancamannya bisa proses hukum dan bisa sanksi sosial berupa ujaran negatif, hujatan maupun makian dari warganet maupun masyarakat.

Mari kita pilih positif berpikir. Jangan buat keprihatinan warga berubah jadi kemarahan karena cuitan-cuitan yang tidak perlu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline