Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Kritik Keras Terkesan Kasar dari Desmond terhadap KPK

Diperbarui: 10 September 2019   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seleksi Calon Pimpinan KPK akhir-akhir ini hangat diperbincangkan. Hal itu terkait capim KPK yang dianggap beberapa pihak ada yang kurang kompeten dan bermasalah.

Nah, sekarang nama-nama capim tersebut dikabarkan telah sampai ke tangan DPR untuk selanjutnya dilakukan uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test.

Akan tetapi, ada yang agak janggal di sela-sela akan berlangsungnya uji kelayakan dan kepatutan itu. Hal itu terkait pernyataan wakil ketua Komisi III DPR Desmond Mahesa.

Hal itu terkait kata "brengsek" yang diucapkan Desmond karena pimpinan KPK menunjukkan sikap berbeda saat masih menjalani seleksi dan ketika sudah terpilih. Menurut nya setiap orang yang mencalonkan diri menjadi capim KPK selalu mengkritik kelemahan KPK. Ketika sudah terpilih malah menyerang DPR (cnnindonesia.com, 9/9/2019).

Nah, kata yang dikeluarkan Desmond kesannya sangat kasar dan membanding-bandingkan DPR dan KPK. Itu sebenarnya tak bisa dilakukan, sebab pada saat jadi capim memang harus memberikan pemahaman dan wawasan bagaimana membangun KPK lebih baik.

Karena tujuan menjadi pimpinan KPK yaitu memberantas korupsi sekaligus memperkuat internal KPK. Itu sebenarnya. Jadi jangan heran ketika terpilihnya pimpinan KPK, maka DPR dikritik bila ada oknum DPR yang korupsi maupun Ingin melemahkan KPK dengan revisi Undang-undang KPK.

Karena itu, bagi saya Pak Desmond jangan baper. Yang dikritik nantinya bila ada oknum DPR yang korupsi seperti yang saya jelaskan tadi.

Sudahlah, KPK itu dibentuk karena korupsi semakin membandel di berbagai kalangan elite pemerintah, wakil rakyat maupun partai tertentu. KPK lahir untuk membersihkan negeri ini dari korupsi.

Buat Pak Desmond kata "Brengsek" yang terlontar terkesan kasar dan keras. Tak etis bila harus diucapkan. Sudahlah hal biasa itu terjadi. Dalam pengisian jabatan penting di sebuah lembaga negara maupun di instansi negara juga seperti itu.

Contoh kecil saja, anggota DPR juga waktu kampanye katanya ingin menolak korupsi. Menciptakan situasi kondusif dan perubahan di DPR. Tapi apa?. Masih banyak kok yang tak sesuai ekspektasi. Ya, kira-kira begitulah capim KPK sekarang dan sebelumnya. 

Tak perlu jadi baper. Terpenting, pimpinan KPK terpilih bisa bekerja nantinya dengan baik. Pokoknya rakyat mau capim KPK yang terbaik. Jangan nanti masyarakat ribut-ribut karena capim tak sesuai keinginan. Semoga dan semoga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline