Lihat ke Halaman Asli

Juan Manullang

Penulis Lepas

Wajah Baru Jakarta Adalah Membenahi Cara Berpikir

Diperbarui: 22 Juni 2019   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anies Baswedan di Acara HUT DKI Bundaran HI /detikcom

Tepat hari ini Sabtu 22 Juni 2019 Jakarta memperingati Hari Ulang Tahun ke-492. Tentu kalau kita ibaratkan manusia, ini sudah sangat tua dan belum ada juga manusia berumur 492 tahun. Nah, terkait itu, Jakarta sebagai Ibukota provinsi Republik Indonesia menjadi sorotan di hari ultahnya tahun ini.

Kita ketahui bahwa masalah serius dari Jakarta adalah kemacetan dan banjir. Itu sudah hal umum dan terus terjadi. Namun, di satu sisi pula ada kebaikan juga dimana transportasi rakyat yang sudah banyak seperti Bus Way, MRT, LRT dan angkutan umum lainnya. Sebenarnya, dari segi fisik sudah bolehlah. Tinggal dibenahi lagi segala kekurangan yang ada tersebut, termasuk Jakarta harus bebas sampah, rumah kumuh, kemiskinan dan lain sebagainya.

Saya ceritakan sedikit bahwa saya pernah ke Jakarta di tahun 2016 lalu dan melihat bagaimana Jakarta masih banyak dijumpai rumah-rumah kumuhlah kita katakan. Terutama di sekitar rel kereta api di sepanjang Jakarta banyak saya melihat rumah kumuh. Hal itu sebenarnya harus dibenahi, secara Jakarta adalah Ibukota yang menjadi miniatur Indonesia.

Terkait itu, menarik pula sambutan Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta yang mengatakan wajah baru Ibukota bukan sekedar perubahan fisik. Lebih dari itu, Anies menilai wajah baru Jakarta yakni soal cara berpikir hingga cara pandang. 

Wajah baru Jakarta adalah menghadirkan keadilan, kedaulatan dalam setiap kebijakan, mengusahakan persatuan bukan sekedar merayakan keberagaman yang memang sudah menjadi keniscayaan (detik.com, 22/6/2019).

Menarik memang pernyataan itu. Namun, tetap Anies harus membenahi Jakarta dari segi fisik dan pola pikir. Saya menyarankan begini, kalau kata Pak Anies Wajah Baru Jakarta dari sisi cara pikir dan penjelasan yang beliau katakan tadi, maka beliau juga turut berperan aktif mewujudkannya.

Bayangkan saja, bagaimana mau memberikan keadilan, kedaulatan dan persatuan bila pemimpinnya tidak melakukan hal itu? Pak Anies memiliki otoritas di Jakarta dan mempunyai kekuasaan untuk membangun kota dan masyarakat menjadi orang-orang yang beretika dan bermoral melalui misalnya sistem pendidikan, kesehatan, pembenahan Sumber Daya Manusia dan dalam bentuk kebijakan lainnya.

Kalau mau adil, maka benahi Jakarta dengan sistem dan program yang dapat menciptakan keadilan tersebut. Ajak rakyat untuk bersatu dengan menggaungkan nilai-nilai Pancasila secara utuh dan kokoh, bukan setengah-setengah.

Rakyat punya daulat mendorong Pak Anies untuk mewujudkan itu dan harus mau tentunya. Maka, Pak Anies harus memegang teguh pernyataan tersebut. Bertugaslah sebaik mungkin. Beri edukasi bagi rakyat Jakarta bagaimana disebut adil dan contohkan dalam kepemimpinan bapak. Bagaimana persatuan itu, berikan contohnya dengan penguatan pendidikan Pancasila itu.

Mari pemimpin dulu memberi contoh pada rakyat, baru rakyat diminta menjaganya dengan baik.

Salam Kompasianer!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline