Lihat ke Halaman Asli

Juanda

Kompasianer Taruna

Puisi | Mata-mata Cinta

Diperbarui: 9 Juni 2019   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mata-mata memiliki mata untuk mematai yang dimata-matai memakai mata dengan kacamata tertentu."

Sebongkah harapan masih ada.
Menggapai asa yang tersisa.
Merengkuh cinta yang hampir sirna.
Tertiup angin dan mengembara.

Cintaku lari entah ke mana.
Pernah singgah ternyata tak betah.
Melayang terbang tak setia.
Hati merana tubuh lemah.

Kabar burung beri cerita.
Cintaku silaturahmi ke istana.
Jumpa untuk tebar pesona.
Jiwaku tersayat nelangsa.

Kukirim mata-mata mematai.
Secercah cinta masih membui.
Mata-mata cinta bersaksi.
Lebih baik berjuang sendiri.

Rekonsiliasi memang sulit terjadi.
Ini terkait dengan harga diri.
Semuanya perlu berhati-hati.
Menyatakan cinta yang sejati.-

Lenmarc, 8 Juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline