Lihat ke Halaman Asli

Juanda

Kompasianer Taruna

Maaf Lahir Belum Batin, Terdapat 5 Jenis Maaf Lho

Diperbarui: 7 Juni 2019   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran."

Permintaan maaf sesungguhnya hanya untuk yang saling kenal atau sedang terjadi konflik di antaranya, baik yang disengaja atau tidak. Yang telah melukai baik secara lahir atau batin, termasuk yang lupa untuk menepati sebuah janji. Di sinilah nilai maaf dan memaafkan, sedang diperjuangkan saat ingin memperbaiki jalinan hubungan yang telah ternodai itu.

Alasan permintaan maaf yang demikian ini, kadang tidak lagi menjadi pijakannnya. Telah ada pergeseran makna, meski tidak ada yang perlu disalahkan. Banyak yang ikut-ikutan untuk melakukannya secara lahir, lalu bagaimana lingkup batinnya? Apa mungkin karena tidak enak atau sungkan?     

Saat serombongan mudik, lalu di jalan menuju ke desa berjumpa dengan teman sepermainan, lalu turun dari mobil dan menyalaminya, serta mengucapkan maaf lahir dan batin. Padahal telah tidak berhubungan sama sekali dengannya puluhan tahun. Yang lebih luar biasa, rombongan pun ikut turun dari mobil dan ikutan pula melakukannya. Kenal saja tidak, apalagi berinteraksi?

Di TV dapat dilihat Agus Harimurti Yudhoyono dan Eddy Baskoro Yudhoyono bersilaturahmi kepada Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.  Di sisi lain AHY dan Ibas tidak silaturahmi dengan Prabowo, Demokrat: Tidak Perlu (Judul di Kolom Politik. 6/6/2019). Entah apa pun alasannya, batin kita masing-masing bisa menilai dan merasakannya.

Dalam rumah tangga yang tiap hari melihat 'kebobrokan' dari masing-masing anggotanya, maka dimomen lebaran yang indah ini juga akan bermaaf-maafkan. Secara lahir bersentuhan (salaman atau cipika-cipiki), namun bagaimana sisi batinnya? Contoh: andai sang suami atau istri terlibat perselingkuhan.

Memaafkan memang tidaklah semudah dimaafkan. Satu dalam posisi aktif, sedang yang satu pasif. Berani memaafkan tandanya itu berani rugi, termasuk di dalamnya harga diri. Jikalau tidak berani rugi, maka sifat memaafkannya ini adalah situasional dan kondisional semata. Tidak ada keikhlasan di dalamnya. Sejenak kemudian bisa berubah lagi.

Seseorang yang bisa memaafkan secara lahir, belum tentu akan memaafkan secara batin. Namun jika batin memaafkan, maka secara lahir akan menyesuaikannya. Ada 5 jenis memaafkan, yaitu karena terpaksa, dipaksa, kebiasaan, tradisi dan ikhlas.

Terpaksa. Ini inisiatif diri sendiri. Mungkin karena masih membutuhkan berhubungan dengan seseorang, maka mungkin telah merasa begitu sakit, namun tetap terpaksa memaafkannya. Kalau tidak dilakukan, dalam kalkulasi menunjukkan akan lebih banyak lagi kerugiannya, baik secara lahir dan batin.

Dipaksa. Ini inisiatif orang lain. Saat sebuah persahabatan diakhiri dengan persaingan yang meningkat menjadi petentangan, maka bisa menjadi sebuah konflik yang berkelanjutan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline