Liburan membuat saya selalu ingin keliling kota Surabaya. Akhirnya saya putuskan untuk pergi ke kawasan wisata mangrove di Wonorejo siang hari ini. Lokasinya ada di sebelah timur kota Surabaya.
Melihat betapa rimbunnya mangrove di sini, membuat saya bersyukur dengan pemerintah kota Surabaya yang mampu menjaga keberadaannya.
Kota Surabaya sebagai kota yang terletak di tepi pantai dengan ketinggian antara 3-6 meter di atas permukaan air laut (DPL) tentu membuat kota ini rentan untuk terendam air laut.
Tentu kita masih ingat bagaimana Jakarta yang juga merupakan kota pesisir yang mana oleh presiden Amerika Joe bidden diproyeksikan akan tenggelam. Atau berdasarkan penelitian dari ITB bahwa di tahun 2050 sekitar 95% wilayah Jakarta akan tenggelam karena penurunan permukaan tanah yang sangat besar tiap tahunnya.
Apa yang terjadi di Jakarta perlu dijadikan pelajaran agar kota Surabaya tidak mengalami hal yang sama.
Kota Jakarta yang sudah terlalu padat penduduk dengan luas wilayah sekitar 661 km2 dengan jumlah penduduk hampir 10 juta.
Sementara kota Surabaya memiliki luas wilayah 326 km2 degan jumlah penduduk 2,8 juta jiwa. Setidaknya penduduk kota Surabaya tidak sepadat Jakarta.
Pemanasan global merupakan sesuatu yang nyata. Banyak kota di pesisir pantai yang diprediksi akan tenggelam, negara-negara kecil di oceania seperti Kiribati dan Tuvalu juga sudah diprediksikan hilang ditelan laut karena peningkatan muka air laut.
Bahkan negara Tuvalu sudah meminta Australia agar mereka dapat mengungsikan penduduknya ke Australia.
Kota Surabaya juga harus berbenah untuk menghadapi ancaman peningkatan ketinggian air laut yang nyata, atau bakal diprediksi tenggelam seperti kota-kota besar lain di dunia.