Lihat ke Halaman Asli

Asaf Yo

TERVERIFIKASI

mencoba menjadi cahaya

Benteng Kedung Cowek, Bangunan Sejarah yang Kurang Terawat

Diperbarui: 19 Agustus 2021   20:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benteng Kedung Cowek yang resmi ditetapkan sebagai cagar budaya sejak 6 Mei 2020 namun kondisinya terlihat tak terpelihara. Foto: Kompas.com

Hari libur adalah hari yang tepat bagi saya untuk berjalan-jalan. Ada sedikit pilihan untuk mengunjungi suatu tempat di Surabaya selama PPKM ini. Kali ini saya mengunjungi sebuah benteng peninggalan Belanda yang terletak di Pantai utara Surabaya, kelurahan Kedung Cowek Kecamatan Bulak, sangat dekat dengan Jembatan Suramadu. 

Hanya bermodalkan biaya parkir saja,  kita bisa masuk dan foto-foto. Tempat ini cukup banyak dikunjungi. Kebetulan hari ini , kebanyakan yang berkunjung adalah orang-orang untuk pemotretan model, atau mungkin tugas sekolah (karena menggunakan pakaian daerah plus bamboo runcing segala) dan juga ada foto pre wedding.

Kalau ke Benteng ini , saya suka sekali masuk ke dalam bangunannya. Ada beberapa bunker di dalam bangunan ini. Mungkin ada 4 ruangan besar di dalam benteng, kok saya sudah lupa, hehehe, Cuma di dalam bangunan ya tidak terawatt sih. 

Bagian dinding banyak yang rusak, belum lagi tulisan maupun gambar -gambar . di bangunan lain lantainya malah sudah jebol -jebol. Padahal saya berharap benteng ini mengalami pemugaran mengingat dia memiliki peran penting bagi kota Surabaya pada masa perjuangan kemerdekaan.

Benteng Kedung Cowek, merupakan benteng peninggalan Belanda yang juga merupakan tempat penyimpangan peluru sehingga masyarakat menyebutnya sebagai gedung peluru. 

Benteng ini dirancang oleh Belanda pada tahun 1889 namun baru dibangun pada tahun 1910. Karena digunakan sebagai benteng pertahanan tentu saja bangunan ini memiliki bangunan yang kokoh. 

Namun proses pembangunannya terhenti akibat Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1925. Benteng ini dibangun oleh Belanda di tepi pantai untuk mengantisipasi serangan yang berasal dari utara Kota Surabaya yang berupa laut.

Pada masa benteng ini dibangun, pembangunannya banyak diberitakan di surat kabar saat itu. Contohnya de locomotive, De Sumatra Post dan Soerabaiaisch Handelsblad. Hal ini menunjukkan bahwa baik Belanda maupun media menaruh perhatian serius terhadap pembangunan benteng ini karena memiliki nilai terkait pertahanan wilayah Surabaya.

Pada masa masuknya Jepang, Jepang berhasil menguasai Benteng ini dan dijadikan benteng pertahanan laut dengan menambah persenjataan di dalamnya. Kemudian pasukan pejuang kemerdekaan RI yang disebut dengan pasukan Sriwijaya berhasil menguasai benteng ini dari tangan Jepang. 

Mereka menggunakan benteng ini kala menghadapi kapal perang Inggris. Dengan berbagai nilai tersebut, pemerintah Surabaya akhirnya memutuskan untuk menetapkan benteng Kedung Cowek sebagai cagar budaya pada tanggal 6 Mei 2020.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline